"Childfree". Apakah anda pernah mendengar kata - kata ini? Atau mungkin ini kali pertama anda mendengarnya?
Fenomena "Childfree" atau dapat diartikan bebas anak adalah, keputusan dimana seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak dalam hidupnya. Seseorang tersebut mungkin akan menikah. Namun, ia memutuskan untuk tidak memiliki seorang malaikat kecil di dalam pernikahannya. Mengapa begitu? Untuk lebih lanjutnya akan kita bahas bersama dibawah ini.
Tanpa anak atau bebas anak adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Keputusan ini mulai muncul di akhir abad 20. Meskipun di Indonesia masih awam dengan fenomena ini, tetapi banyak juga pasangan dan perempuan Indonesia yang memutuskan untuk childfree. Mereka mengatakan bahwa mereka lebih bahagia dengan tidak memiliki anak. Mereka juga mengatakan bahwa, pilihan untuk memiliki anak adalah keputusan diri sendiri, bukan orangtua, bukan saudara, ataupun tetangga.
Mungkin beberapa dari kalian ada yang tidak setuju mengenai fenomena ini. Mungkin beberapa diantara kalian juga heran mengapa bisa mempunyai pemikiran untuk memiliki keputusan seperti itu. Setelah melakukan beberapa research dan juga menonton dan membaca opini masyarakat Indonesia mengenai childfree, banyak masyarakat Indonesia yang pro dan menghormati keputusan seseorang yang melakukan childfree. Ada juga beberapa yang bersifat kontra, tidak setuju dengan keputusan childfree. Akan tetapi, pada dasarnya seseorang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak pasti memiliki suatu alasan dibaliknya.
Berdasarkan video yang ada melalui youtube, dari akun 'Menjadi Manusia' yang berjudul "Childfree by Choice: Semua Hal Itu Egois", terdapat beberapa alasan mengapa seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak. Salah seorang narasumber dalam video tersebut berkata, bahwa ia memiliki trauma pada saat ia kecil. Ia merasa kesepian dan kurang diperhatikan meskipun memiliki kedua orangtua yang lengkap dan seorang kakak. Kedua orangtua yang sibuk bekerja dan tidak memperhatikan anak, yang seharusnya di umur anak-anak itulah ia membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orangtuanya. Saat di sekolah ia di-bully, dan saat pulang kerumah pun ia tidak bisa bercerita ke siapa-siapa karena tidak ada seseorang yang dapat diajak bicara. Orangtua pun juga terkadang mengatakan hal-hal yang melukai hati yang akhirnya sampai sekarang menjadi trauma, sehingga pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak memiliki seorang anak karena ia takut jika nanti melampiaskan ketidakpuasannya terhadap masa kecil ke anak sendiri.
Di satu sisi, terdapat narasumber yang telah menikah dan memiliki anak mengatakan, bahwa anak merupakan sumber kebahagiaan. Ketika pulang kerja dalam keadaan lelah lalu melihat anak yang dengan senang menyambut kepulangan kita adalah suatu keajaiban, karena dalam sekejap seluruh rasa capek dan lelah menjadi hilang. Ia juga mengatakan: meskipun memiliki anak, tidak membatasi dirinya sendiri untuk tidak produktif. Ia masih bisa bekerja atau melakukan usaha bersamaan diiringi dengan mengurus anak.
Pada dasarnya fenomena ini pasti akan menghasilkan pro dan kontra dari masyarakat. Masyarakat Indonesia yang mayoritas menganggap bahwa banyak anak banyak rezeki dan anak merupakan anugerah dari Tuhan pasti tidak setuju. Beberapa dari mereka juga mengatakan, "Kamu merupakan orang yang egois jika tidak ingin memiliki anak," Apalagi saat ini masih jarang ditemukan orang yang memilih untuk childfree di sekitar kita. Jadi, hal tersebut akan menjadi hal yang negatif di mata masyarakat.
Namun, childfree sendiri pun sepenuhnya bukan hal yang salah. Alangkah baiknya jika sebelum memutuskan untuk memiliki anak, sebaiknya pikirkan dulu seberapa jauh kesiapan anda untuk mendidik anak anda sampai dewasa? Karena ketika anda tidak siap untuk memiliki anak, tapi anda tetap melakukan itu, maka secara tidak langsung anda membuka peluang besar kepada hidup anak anda untuk menderita. Memang belum tentu, tetapi kemungkinan itu selalu lebih besar jika anda tidak siap.
Jadi bagaimana perspektif anda mengenai fenomena ini? Apakah anda termasuk orang yang setuju dengan pilihan childfree atau tidak? Karena, pada dasarnya childfree atau tidak itu kebebasan setiap orang, tentu dengan konsekuensinya masing-masing. Selama pilihan itu tidak mengganggu hidup orang lain, cara terbaik untuk menanggapi itu adalah menghargai orang lain atas pilihan hidupnya, lalu fokus pada urusan kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H