Mohon tunggu...
Dee
Dee Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, wattpad addict

“Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Katanya Pahlawan Itu Pembunuh

22 Mei 2016   23:28 Diperbarui: 22 Mei 2016   23:50 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Aku dan negriku punya pahlawan baru. Pahlawan yang selalu diagungkan, yang katanya jadi bapak pembangunan yang dipuja selama hidupnya. Pahlawan yang banyak membawa perubahan bagi rakyatnya. Itu dulu...sayangnya...itu DULU...sangat amat terlampau DULU. Iya...dulu. TERLALU DULU.

Sekarang...banyak hal yang telah aku pelajari. Banyak hal yang telah aku dapatkan. Banyak yang telah diajarkan pengalaman kepadaku. Termasuk tentang CALON PAHLAWANKU. Iya. Tentang kehidupannya dulu. Tentang bagaimana dia mencapai BINTANGNYA. BINTANG yang membuatnya bersinar, tapi ternyata....dibalik sinarnya...terlalu banyak nyawa yang harus dikorbankan.

Ratusan? Ribuan? Tidak....ratusan ribu malahan. Lalu kenapa CALON PAHLAWANKU harus jadi pahlawan? Ah iya....aku lupa....dia sudah jadi bapak pembangunan..., iya kan? Dia sudah menjadikan negeriku kembali makmur, dibandingkan hasil pimpinan pendahulunya. Aku sampai lupa....maaf...

Maaf karena telah melupakan jasamu...pak. Aku sendiri tidak tahu kenapa bisa melupakanmu. Mungkin karena apa yang kau lakukan ternyata pada akhirnya membawa kami lebih dekat pada jurang HUTANG yang terus melilit...melejit...setinggi langit. Wah....CALON PAHLAWANKU memang hebat. SANGAT HEBAT.

Demi mendapat BINTANG saja nyawa bisa dikorbankan. Tahukah nyawa-nyawa yang melayang itu kalau masa depannya terbuang sia-sia demi kenikmatan duniawimu PAK? Semoga mereka semua tak tahu..Amin.

Berapa banyak nyawa tak berdosa yang kau tusuk dengan belati kekuasaanmu itu pak? Atau malah kau tembaki dengan peluru keserakahanmu? Hebat sekali...setelah kau tikam belati bahkan bisa saja kau tembak. Berapa banyak tangan-tangan yang kau pinjam untuk mencapai tujuanmu itu? Bukan...maksudku CITA-CITA.

Ahh....aku terlalu muak dengan bualan jasa-jasamu pak. Kau saja meninggalkan kami dengan banyak dosa. Kau belum sempat meminta maaf bukan? Tak pernahkah kau berfikir bagaimana nasib putra-putri kecil mereka yang tidak terkait secuil pun dengan para PKI dan malah menjadi korban KEBIADABAN mu dan menjadi tapol di pulau-pulau terpencil sana...

Yang dulunya NO 1 pun bisa kau jatuhkan...sahabatmu pak...yang terlalu setia, bisa kau tembak lewat para garda mu. Kau memang hebat. Aktor terbaik dalam sejarah. Titipkan salamku untuk para penikmat kekuasaanmu dulu ya PAK....kekuasaan yang kau ambil dari ratusan nyawa tapi begitu berjasa bagi kehidupanmu...

Yah....PAHLAWANKU...semoga saja itu HANYA KATANYA....KATANYA PAHLAWANKU PEMBUNUH....SEMOGA....tapi ENTAHLAH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun