Bibit Tanaman Unggul -- Bibit kelapa kopyor adalah salah satu jenis kelapa unik di dunia. Disebut kopyor karena memiliki bentuk daging buah (endosperm) yang hancur dan kocak. Hal ini mengakibatkan sebagian besar daging tidak melekat lagi di tempurung. Karena dagingnya hancur, maka ia bercampur dengan air yang menjadikan tekstur nan lembut dan manis rasanya.
Pada mulanya, asal usul tanaman Buah kelapa kopyor ini diduga berasal dari tanaman kelapa yang mengalami mutasi genetik pada penyerbukan buah secara alami. Sebagai hasil mutasi alami, maka jumlah tanaman kelapa yang buahnya kopyor, terbilang masih relatif sangat sedikit dibanding dengan tanaman kelapa yang buahnya normal.
Diidentifikasi karena mempunyai daging buah yang abnormal, konsekwensinya kelapa kopyor tidak dapat diperbanyak secara konvensional melalui biji (penyemaian benih). Bibit tanaman kelapa kopyor hanya dapat diperbanyak menggunakan teknik kultur embrio. Dengan teknik ini embrio kopyor yang normal dikulturasi pada media tumbuh buatan dalam keadaan aseptik.
Bibit kelapa kopyor yang diperbanyak dengan teknik kultur embrio berpotensi menghasilkan buah kopyor sebanyak 90 hingga 100%. Sejauh ini di Indonesia terdapat dua tipe kelapa kopyor, yaitu tipe Dalam dan tipe Genjah. Bibit kopyor tipe Dalam harus ditanam pada hamparan yang terisolasi dari tanaman kelapa lainnya untuk mencegah terjadinya perkawinan silang dengan kelapa normal.
Sedangkan pada bibit kelapa kopyor tipe Genjah hasil kultur embrio diperkirakan dapat dikembangkan pada areal yang relatif sempit pada lahan pekarangan tanpa harus diisolasi secara ketat karena sifat tanaman kelapa Genjah yang menyerbuk sendiri.
Pohon kelapa kopyor tipe Genjah, pada umunya dapat berbuah dalam umur yang relatif pendek 3-4 tahun setelah masa tanam. Adanya budidaya kelapa kopyor tipe Genjah yang diolah dengan menggunakan sistem kultur embrio, diharapkan dapat mengatasi kebutuhan bibit kelapa kopyor yang menghasilkan buah kelapa kopyor secara maksimal.
Demikian artikel tentang bibit kelapa kopyor genjah. nantikan Artikel-artikel selanjutnya dari saya... Terimaksih..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H