Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Niagara itu Memang Luar Biasa

9 September 2015   00:25 Diperbarui: 9 September 2015   00:33 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Menikmati Niagara dari Niagara"][/caption]

Dulu, saat masih belajar di SD Negeri 2 Manggeng ( saat itu masih di wilayah Aceh Selatan), Aceh Barat Daya, Aceh, aku  mulai mengenal nama aiir tejun yang terbesar di dunia,yakni air terjun Niagara dari guruku di SD. Aku juga pernah membaca bacaan tentang Niagara Falls itu dari buku-buku cerita tentang tempat-tempat yang menarik di dunia. Namun, aku saat itu tidak pernah tahu seperti apa wujud Niagara Falls itu. Aku membayangkan saat itu air terjun Niagara itu dengan sebuah pegunungan yang begitu tinggi, lalu airnya terjun dengan ketinggian yang sangat tinggi. Tentu saja, bayanganku saat itu tidak salah alias keliru, karena pada saat itu di kampungku belumada televisi yang bisa memperlihatkanku wujud air terjun itu. Jangankan melihat air tejun Niagara, air tejun bisa saja tidak pernah ku lihat saat itu. Jadi, benar-benar tidak mengetahui wujud nyata air terjun tersebut. Padahal, di kabupaten aku dilahirkan dantinggal saat itu, ada terdapat sebuah air terjun di dareah Sawang, Aceh Selatan. Tapi air terjun itu tidak besar seperti yang diceritakan tentang Niagara itu. Ya, pengetahuan tentang air tejun dan merasakan bagaimana nikmatnya keindahan dan kesejukan air terjun saat itu memang belum pernah ku alami.

Ketika, melanjutkan pendidikan ke kota Banda Aceh pada tahun 1979, aku mulai dapat menikmati acara televisi di rumah tetangga dekat asramaku. Satu-satunya siaran televisi yang ada pada saat itu hanyalah TVRI. Televisi pun saat itu msih televisi hitam putih, beluma ada televisi berwarna dan canggih seperti sekarang. Ukuran televisinya juga masih kecil-kecil. Tidak semua rumah saat itu memiliki televisi, hanya rumah-rumah yang tergolong kaya yang bisa menikmatinya. Sementara kami yang kere, dan tinggal di asrama, televisi adalah barang yang mewah. Tidak seperti sekarang, siapapun bisa menikmati acara televisi di mana saja dan kapan saja. Bahkan sekarang ini televisi ada di genggaman. Lewat siaran televisi yang hitam putih itu aku mengenal lebih dekat dengan Niagara Falls. Sehingga pada saat itu, aku pun membayangkan dan mengimpikan untuk bisa melihat Niagara dari dekat. Aku memang membayangkan bagaimana nikmatnya kalau aku bisa datang dan melihat Niagara dari dekat. Namun, terpikir di fikiran, bagaimana bisa ke Niagara yang sangat jauh dari kehidupan ku itu. Apalagi kondisi kehidupanku yang jauh dari keadaan yang bisa mengantarkanku ke Niagara Falls. Ya, secara rasional pasti tidak bisa ke sana, karena kalau hidup miskin, lalu ingin bisa menikmati Niagara dari dekat, tidaklah mungkin. Ya, it is impossible. Namun, tidaklah salah kalau punya keinginan bisa ke Niagara. Tidak yang larang untuk membayangkan bisa ke Niagara itu. Kalau pun tidak rasional, ya sekedar menikmatinya dalam impian ya sudahlah.

Ternyata, hidup ini benar seperti kata orang. Hidup ibarat roda pedati. Tidak pernah yang bawah, akan selalu di bawah, atau sebaliknya yang di atas, akan selalu di atas. yang namanya ban, ya pasti akan berputar, begitu juga dengan kehidupan. Aku yang dilahirkan dari keluarga paling miskin, ternyata tanpa disangka-sangka bisa mewujudkan impian masa kecil itu. Ungkapan seperti yang ku katakan, It is impossible, berubah menjadi there no imposible, but everything is possible.  Ya, aku ternyata bisa menikmatinya. Bahkan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Kecuali biaya pulang - pergi dari Montreal- Toronto- Niagara dan kembali ke Montreal. Tidak besar hanya sekitar US$ 200 pulang pergi.

[caption caption="Menikmati perjalanan dengan bus"]

[/caption]

Kesempatan emas untuk mewujudkan impan masa kecil itu  aku peroleh pada tahun 2012 yang lalu. Aku mendapat kesempatan untuk mengikuti training . Aku mengikuti International Human Right Training Program, (IHRTP) gelombang tahun ke 33 di Montreal, Canada pada bulan Juni 2011 selama 3 minggu. Kegiatan training itu berlangsung di John Abbott College  21,275 Lakeshore Road, Sainte-Anne-de-Bellevue (Stewart Hall Residence), Montreal, Canada. Semua biaya diberikan oleh Equitas. Aku memulai perjalanan itu tanggal 31 Mai 2012 yang menempuh perjalanan panjang ke Montreal. Dimulai dari naik pesawat Garuda Indonesia dar Banda Aceh ke Jakarta, lalu malamnya melanjutkan perjalan dari Jakarta melewati Doha, lalu ke London dan akhirnya ke Montreal dengan menumpang Qatar Airways. Sebuah perjalanan panjang dan melelahkan, namun sangat membahagiakan. Betapa tidak ini adalah perjalanan ku untuk wewujudkan impian menikmati Niagara Falls langsung di Niagara Falls.

Pelatihan berlangsung selama 3 minggu. Di sela-sela kegiatan pelatihan itu ada dua hari untuk bisa menikmati libur, yakni hari Sabtu dan Minggu. Nah, mumpung sedang berada di Montreal, maka beberap teman dari negara lain membuat rencana untuk beribur ke Niagara. Bak gayung bersambut, kesempatan itu aku gunakan untuk menunaikan impian.  Kami mulai searching informasi untuk bisa sampai ke Niagara. Kami memutiskan untuk berangkat ke Niagara dengan menumpang bus dari kota Montreal, yang mengharuskan kami mencari Taxi dari Sainte Anne-de-Bellevue menuju stasiun bus di Montreal. Kami berangkat pada pukul `12 malam menuju Toronto. Pejalanan kami berlansung sekitar 6 jam ke Toronto. Setiba di Toronto kami turun dari bus dan naik bus yang mengantarkan kami ke Niagara Falls. Dalam waktu yang relatif cepat kami tiba di Niagara Falls dan langsung berdecak kagum melihat indahnya Niagara falls itu.

Suasana di Niagara saat itu hujan rintik-rintik.Udaranya terasa lumayan dingin, angin bertiup sedikit kencang dan mengharuskan kami mengenakan jaket. Ketika turun dari bus, kami bergeas mencari jalan menuju ke pinggir area Niagara falls yang berpagar dengan besi. Dari ketinggian itu, kami nikmati keindahan dan kemegahan Niaga Falls. Niagara falls, memang luar biasa, menjadi tempat wisata yang sangat mengesankan. Banyak sekali orang yang datang untuk menikmati Niagara. Mereka datang dari berbagai negara, termasuk kami. Banyaknya orang yang silih begranti menggunakan dua kapal untuk keliling Niagara, membuat kami harus antri untuk naik ke kapal.

 

[caption caption="Menuju kapal keliling danau"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun