Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Majalah Anak Vs Gadget

22 April 2017   01:21 Diperbarui: 22 April 2017   10:00 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adakah di antara anda yang semasa kecil tidak mengenal majalah Bobo, majalah Anak Saleh, atau majalah -majalah anak lainnya? Atau sebaliknya, hampir semua dari kita ketika kecil mengenal majalah anak seperti yang disebutkan di atas. Pasti sangat banyak di antara kita yang paling suka membaca majalah anak tersebut ketika dulu masih duduk belajar di bangku SD atau sekolah dasar. Kalau pun tidak pernah membaca, mungkin saja selama ini karena sudah mempunyai anak, atau sudah mempunyai cucu, malah semakin sering membeli majalah anak untuk anak atau cucu. 

Bahkan, ada pula orang tua yang ikut menikmati isi bacaan atau majalah anak-anak tersebut. Paling kurang sebagai bentuk pengawasan atau kontrol terhadap isi atau content majalah tersebut, agar tidak ada yang merusak moralitas anak-anak lewat bacaan yang ada.

Beberapa tahun yang lalu, 10 atau 20 tahun lalu, majalah-majalah anak yang umumnya diterbitkan di Jakarta tersebut, sesungguhnya adalah majalah yang sangat menarik bagi anak-anak di tanah air, Indonesia. Menjadi sangat menarik bagi anak-anak, karena cara saji bahan bacaan tersebut sesuai dengan selera anak-anak. Tema-tema yang diangkat sebagai isi majalah pun mengikuti isu yang sedang hangat dibicarakan orang. Bukan hanya, itu majalah-majalah anak yang diterbitkan tersebut rata-rata sangat membantu menumbuhkan minat anak-anak untuk membaca.

Nah, ketika minat baca anak-anak tinggi dan bahkan sangat tinggi, kebutuhan anak akan bacaan-bacaan yang menarik, inspiratif dan edukatif tersebut pun semakin tinggi. Ketika minat baca anak semakin tinggi, maka semakin tinggi pula keinginan dan bahkan kebutuhan dirinya untuk membaca. Apalagi, pada umumnya, setiap orang tua akan sangat bahagia dan senang tatkala anak-anak mereka tumbuh menjadi cerdas, karena rajin dan suka membaca.  Mereka akan habis-habisan membeli buku, atau majalah untuk dibaca dan terus dibaca. 

Apalagi bagi anak yang sudah berlangganan, majalah-majalah anak selalu menjadi sesuatu yang sangat ditungu-tunggu. orang tua sering harus mengalah ketika anak meminta orang tua mereka membeli majalah anak, seperti Bobo, ananda, Bombi, Anak Saleh atau majalah Anak Cerdas. Pokoknya banyak orang tua yang kewalahan untuk memenuhi kebutuhan membaca anak-anak mereka. Kecuali bagi anak yang berasal dari keluarga berada, tiak begitu bermasalah dalam membeli majalah anak-anak tersebut.

Kini, zaman sudah terus berubah mengikuti siklus peradaban manusia. Kini kita sudah berada di era yang disebut era digital. Semuanya sudah serba digital, menggunakan teknologi yang semakin canggih, yang ditandai dengan kemajuan dari pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi. Ketika teknologi informasi terus berkembang, sejalan dengan semakin mudahnya akses internet dan didukung dengan piranti teknologi informasi yang canggih seperti gadget dan lain-lain, menyebabkan sejumlah alat komunikasi yang dahulunya tergolong mewah, kini sudah ditinggalkan. Misalnya mesin faximile, telepon rumah, dan lain sebagainya sudah tak terpai dan mulai menghilang. Kini berbagai macam gaget sudah hadir dalam bungkusan smart phone dan laininya yang memberikan kemudahan akses informasi, kapan saja dan dimana saja.

Sejalan dengan semakin majunya teknologi komunikasi yang kita sering sebut  dengan sebutan gadget itu, membuat  anak -anak kita semakin manja dan dekat dengan gadget. Bukan saja anak-anak yang sudah remaja keranjingan gadget, tetapi anak-anak yang masih usia bulanan saja sudah mulai menyukai gadget. Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari, dunia anak, dunia bermain itu, sudah semakin banyak yang tidak bisa lepas dari gadget. 

Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak usia PAUD hingga SD, saat ini mulai sering terasa gerah dengan perilaku anak -anak yang dalam kesehariannya tidak bisa lepas dari gadget. Seringkali orang tua semakin sulit untuk menjauhkan alat teknologi tersebut dari sentuhan anak, karena daya tarik gadget selama ini memang semakin besar dan tak terbendung. Orang tua bahkan bisa sering marah terhadap anak, karena terus merengek meminta handphone android, atau apple dan mereka lain yang super canggih itu. 

Ya, percaya atau tidak, pokoknya anak-anak kita, yang merupakan anak generasi Z ini, sudah semakin sulit untuk dipisahkan dari penggunaan atau pemakaian gadget yang serba mahal dan serba lengkap. Orang tua pun sudah kehilangan akal atau cara agar anak-anak tidak keranjingan dengan pengunaan gadget tersebut. lalu, ketika pehatian anak sudah ke media sosial, maka keberadan majalah anak-anak pun sudah tidak berarti. Karena banyak anak yang semakin lengket dengan pengunaan handphone atau smartphone itu, secara perlahan keberadaan majalah anak-anak di tanah air juga akan terancam gulung tikar. 

Sama halnya seperti nasib majalah perempuan yang terbit di jakarta, yang kehilangan sumber pembiayaan dan lain-lain.  Kondisi ini pasti sangat merugikan anak, karena anak yang sedang belajar itu, sangat membutuhkan bacaan -bacaan yang mencerdaskan mereka. Bukan saja merugikan anak, tetapi juga merugikan pihak-pihak  keluarga. 

lalu, bila kita lihat perkembangan yang ada sat ini, majalah anak-anak seperti Bobo, majalah Anak Cerdas dan sebagainya itu, sesungguhnya saat ini hidup terancam, karena semakin sulit untuk mendapatkan pendaan dan pembiayaan yang bersumber dari iklan. namun, banyak juga masih tetap terbit di bawah anacaman meluaskanya pengguna gadget tersebut. namun, apakah akan sampai pada tahap peninggalan sejarah seperti alat teknologi informasi lain yang sudah duluan menghilang itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun