Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

GenRe , Mau Kemana?

17 Agustus 2015   00:03 Diperbarui: 17 Agustus 2015   00:31 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Oleh Tabrani Yunis

 

Setiap orang memiliki masa depan, karena dalam hidup ini, kita akan terus menuju masa depan kita. Namun, apakah semua orang bisa membayangkan seperti apa masa depan masing-masing? Sangat tergantung pada proses persiapan menuju masa depan tersebut. Tentu saja dalam kehidupan setiap orang, menginginkan kehidupan yang lebih baik. Karena sesungguhnya orang yang beruntung dalam konsep Islam, adalah orang yang hari ini lebih baik dari kemarin, Hari esok, harus lebih baik dari hari ini. Inilah ciri-ciri orang yang beruntung. Selalu harus lebih baik dari hari ini. Untuk menjadi lebih baik dari hari ini, tersebut setiap orang harus punya cita-cita.

Tentu saja, semua orang harus memiliki cita-cita. Buatlah cita-cita yang besar. Karena sesungguhnya, tidak ada stau orang pun yang melarang kita punya cita-cita, walau cita-cita kita itu sangat besar. Nah, karena tidak ada larangan, buatlah cita-cita yang besar. Sebab, dengan cita-cita yang besar tersebut, kita akan termotivasi untuk meraih cita-cita yang sudah diresolusikan itu. Sebaliknya, bila kita tidak mempunyai cita - cita, maka dalam menjalankan kehidupan, kita akan berhadapan dengan kehidupan yang sangat monoton, tidak tentu arah yang akan dituju, bahkan berjalan apa adanya mengikuti irama kehidupan yang datar saja. Hidup pun selalu dalam keadaan tanpa ada rencana.

Berbeda dengan orang yang punya cita-cita besar. Orang yang punya cita-cita besar, akan selalu menyiapkan masa depan dengan baik dan teratur, serta terencana. Masa depan yang cerah dan gemilang, adalah masa depan yang mandiri dan sejahtera. Artinya sebuah model kehidupan yang ideal, sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Wujudnya adalah sebuah model kehidupan yang berjalan dengan baik, tidak terkontaminasi dengan perilaku-perilaku buruk yang menghambat pencapaian cita-cita. Kehidupan yang mandiri dan sejahtera itu, adalah hasil dari sebuah proses kehidupan yang direncanakan dan disiapkan dengan baik. Menyiapkan masa depan yang gemilang tersebut diawali dengan sebuah cita-cita besar dan terwujud dengan baik. Diperoleh dari hasil pendidikan yang benar, berorientasi penguasan ilmu, ketrampilan dan karakter yang baik. Sehingga kalau menjadi sarjana, bukan sarjana yang menganggur, tetapi sarjana yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan juga bisa membuka kesempatan kerja bagi orang lain. Bisa sukses serta mensejahterakan diri sendiri, serta mensejahterakan orang lain.

Lalu, pertanyaan lain muncul, bagaimana cara untuk mewujudkannya. Apakah cukup dengan sebuah penyataan aku punya cita cita, atau cukup dengan mengatakan, “ Aku ingin menjadi fulan atau fulin, tanpa ada upaya untuk mencapainya?”. Tentu saja tidak. Tidak demikian. Sebagai generasi berencana, visi dan misi masa depan itu harus dirumuskan dengan baik. Bukan hanya visi dan misi, tetapi juga tujuan, strategi serta aktivitas yang bisa mempercepat proses kemandirian dan sejahtera seperti yang diidamkan. Inilah salah satu ciri generasi bangsa dalam konteks generasi berencana.

Selain hal itu, generasi berencana itu adalah generasi yang memiliki tingkat kreativitas dan innovasi serta sikap kritis dalam menjalani kehidupan kesehariannya. Generasi berencana adalah generasi yang cerdas dalam menyiapkan kehidupan agar kelak bisa menjadi generasi yang cerdas, mandiri dan sejahtera. Sebagai generasi berencana yang cerdas, kreatif serta kritis tersebut, genarasi ini tidak akan pernah mau terjebak sebagai pengguna, apalagi sebagai pedagang barang haram seperti narkotika. Karena bila terjebak dalam bisnis narkotika, impian untuk membangun kehidupan yang mandiri dan sejahtera, akan menghambat terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan tersebut. Hal ini, karena narkotika bukan saja merusak orang lain, tetapi juga merusak diri sendiri. Jadi, sebagai generasi berencana,   Generasi berencana juga memiliki dan mengikuti prinsip hidup yang bermoralitas serta berakhlak tinggi. Oleh sebab itu, sebagai generasi berencana, seorang remaja, maupun orang tua, sebagai generasi bangsa, tidak akan pernah mau terlibat dan terjerumus ke dalam praktek-praktek yang merugikan diri sendiri serta merugikan orang lain, seperti melakukan seks bebas yang akan mendorong berbiaknya budaya hamil di luar nikah, nikah dini, melakukan praktek aborsi serta terinfeksi penyakit yang menakutkan, yakni HIV/AIDS.

Generasi berencana, sebagai generasi yang cerdas, akan selalu peka dan peduli kita terhadap persoalan social di sekitarnya, baik pada tataran local, provinsi, nasional dan persoalan global yang dapat berdampak buruk pada pencapaian terciptanya generasi bangsa yang mandiri dan sejahtera. Biasanya, orang bijak dan generasi yang bijak, akan selalu bijak dalam mengelola sumberdaya, baik sumber daya alam, maupun sumber daya manusia. Wujud dari pengelolaan sumber daya alam yang bijak adalah mengelola sumber daya alam secara seimbang. Tidak hanya mengejar keuntungan material semata, tetapi selalu menjaga keseimbangan ekologis, agar tidak menyengsarakan masyarakat di sekitar dan di permukaan bumi. Tidak serakah dan koruptif dalam mengelola sumber daya tersebut. Karena generasi berencana itu sadar bahwa tindakan pengelolaan sumber daya alam yang tidak seimbang dan cendrung koruptif tersebut, akan menjadi ganjalan bagi umat manusia dalam menyiapkan masa depan generasi bangsa yang mandiri dan sejahtera. Oleh sebab itu, belum terlambat untuk menyiapkan generasi berencana, seperti konsep yang digagas dan diwujudkan oleh BkkbN secara local dan nasional. Agaknya, BkkbN yang telah membuat program GenRe sebagai sebuah model pembinaan generasi muda yang mandiri dan sejahtera, hendaknya program ini tidak menjadi kegiatan yang project based, tetapi menjadi sebuah program yang berkelanjutan, mengingat bonus demografi yang dihadapi Indonesia di satu sisi menjadi berkah, bila disiapkan dengan terencana dan terukur dengan pembekalan masyarakat Indonesia yang kreatif, innovative dan bermental entrepreneurs yang handal. Sehingga siap menghadapi berbagai tantangan dan ancaman dari bahaya booming manusia usia produktif , tetapi tak termanfaatkan itu. Nah, semoga saja BkkbN akan terus membantu para remaja lewat program GenRe yang sudah dijalankan selama ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun