Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cermin Retak

21 September 2023   21:15 Diperbarui: 21 September 2023   21:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis


Air mata darah memerahkan kayan
Mengalir deras ke lautan
Mengucur dari  mata air perjuangan
Orang-orang mempertahakan tanah kehidupan

Riuh  rusuh suara tangis dan ratapan
Kala rumah dan tanah harus dikosongkan
Tak peduli anak-anak pemilik masa depan
Generasi emas yang diharapkan
Tenggelam dalam  kekerasan

Suara-suara parau menghalau perampasan
Menghadapi wajah-wajah sangar menakutkan
Anak-anak bangsa saling menyerang berhadapan
Perang saudara menjadi pilihan

Lemparan -lemparan batu berjatuhan
Berbalas  gas air mata dan pentungan
Menyerang  rakyat nan kehilangan masa depan
Lumpuh dilumat kekuasaan

Rempang adalah kesejahteraan yang tergadaikan
Menggantung-gantung janji keadilan
Hingga lupa ditelan harapan
Kebahagiaan jelata hanyalah impian

Dengarlah suara -suara rakyat bergemuruh
tenggelam diamuk gelombang kepentingan
Riak-riak kecil waduk Sei Rempang bukan lagi taruhan
Ombak-ombak angkara murka  adalah ancaman

Rempang  adalah bingkai wajah retak
Tempat kita berkaca menatap jejak
Menampilkan wajah buruk penuh bercak
Orang-orang menjerit kehilangan hak
Dirampas tangan-tangan para pemalak
Lara mengelupas dalam teriak
Ratap dan tangis pun tak terelak
Nurani  memang harus  bijak
Agar rakyat tak terinjak- injak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun