“Saya selalu bergetar apabila mendengar ada buku baru diterbitkan dan dibicarakan seperti ini. Ketika Bang Tabrani menghubungi saya meminta menjadi narasumber untuk bincang buku barunya yang merupakan kumpulan tulisannya tentang literasi, saya langsung menyambut baik, menerima permintaannya. Saya bangga kepada penulis yang mau menerbitkan karyanya dalam bentuk buku. Ketika menerima buku Membumikan Literasi saya langsung membacanya. Ada banyak hal menarik dalam buku tersebut yang bisa digunakan oleh pengambil kebijakan dalam upaya mengembangkan literasi karena apa yang ditulis oleh Bang Tabrani Yunis adalah apa yang telah dilakukan dan membuahkan hasil,” kata Deknong begitu nama kecilnya..
Anehnya bang Tabrani ini, semuanya ia tulis dan bisa menjadi bahan tulisan. Bayangkan saja, dari percakapan di WA tentang sampah, ia menulis tentang sampah. Ia mencatat segala hal yang dilihat, dirasa dan yang terjadi dalam dirinya. Jadi buku ini merupakan buku yang lahir dari rasa prihatin yang mendalam akan kondisi literasi anak negeri.
Ke delapan, dalam acara bincang buku juga menghadirkan siswa untuk memahami tentang literasi yang merupakan masalah bersama, yang menjadi akar masalah pendidikan anak bangsa. Selain hadir sebagai peserta bincang buku, ada dua pelajar atau siswa yang ikut berpartisipasi dua pembaca puisi pemula yaitu : Zhafira Putroe Rendra siswi SMAN Fajar Harapan Banda Aceh membacakan dua puisi dalam Bahasa Arab dan Indonesia. Satu puisi yang dibacanya adalah puisi Tasawuf Daun karya D. Kemalawati. Sedangkan pembaca puisi yang kedua adalah Ananda Nayla Tabrani Yunis, siswi MTsN Model Banda Aceh membacakan puisi dalam Bahasa Inggris. Keduanya tampil sangat memukau menghipnotis para hadirin.
Di akhir acara, Herman RN sang moderator yang berprofesi sebagai seorang dosen bahasa Indonesia di FKIP Universitas Syiah Kuala ( USK) Banda Aceh menutup dengan membaca puisi dan apreasiasi dan rangkuman dari bincang buku tersebut.
Sebagai penulis buku “ Membumikan Literasi” teraebut tentu tidak salah bila merasa senang, karena buku yang baru diterbitkan dalam jumlah kecil itu ikut dibincangkan, sehingga bisa mendapat masukkan sebelum dicetak dalam jumlah lebih banyak. Selayaknya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan ini, termasuk bu Deliarawanita yang membantu sejak awal kegiatan, MC Mutia Erawati yang begitu kocak serta semua, lembaga yang peduli literasi, di antaranya Satu Pena Aceh, Bandar Publishing, Potret, Pustaka Wilayah, Cakradunia.co, Sagoe TV.
Tak dapat dipungkiri bahwa acara Bincang Buku “ Membumikan Literasi” Karya Tabrani Yunis ini, akhirnya berkontribusi terhadap lahirnya tulisan ini. Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H