Dengan adanya POTRET, perempuan memiliki media yang khusus mengangakat dan memuat karya-karya perempuan di Aceh, terutama perempuan dari kalangan akar rumput atau grassroots itu.
Nah, menerbitkan POTRET untuk pertama sekali, tentu tidak seperti membalik telapak tangan. Banyak kendala dan hal yang menghambat. Pertama,ketika ingin menerbitkan majalah POTRET yang pertama dihadapi adalah soal ketersediaan tulisan dari para penulis perempuan.Â
Kedua, ketersediaan tenaga yang mengelola media dan ketiga ketersediaan dana untuk biaya penerbitan yang biasanya lumayan besar. Kemudian akan ada hal-hal lain seperti distrubusi, kepastian akan keberlanjutan terbit. jadi, bila kita menghitung kendala, tentu sangat banyak dan harus dicari solusi agar niat menerbitkan majalah POTRET bisa terwujud.
Alhamdulillah niat itu terwujud dengan diluncurkan pertama sekali edisi pertama pada 11 Januari 2003 dengan format yang sangat sederhana, sesuai dengan kondisi kapasitas yang masih sangat terbatas saat itu.
Namun karena kekuatan idealisme yanh besar, upaya menerbitkan majalah POTRET terus dijaga, walau tidak bisa terbit setiap bulan. Paling tidak, cikal bakal majalah POTRET sebagai media perempuan Aceh sudah hadir dahulu untuk membangun gerakan menulis di kalangan perempuan akar rumput di Aceh.
Sayangnya, belum sempat berkembang dan bermetamorfosis secara baik, ketika sedang menyiapkan edisi 3, bencana gempa dan tsunami yang sangat dahsyat pada 26 Desember 2004 pun terjadi.Â
Kantor CCDE dan POTRET yang kala itu beralamat di jalan Malahayati, KM 8,5, desa Kajhu, Kecamatan Baitusslam, Aceh Besar rata disapu tsunami. Â POTRET yang baru berumur seumur jagung itu terpaksa tidak terbit.
Bersambung