Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inilah Kriteria Pembela UMKM

3 Januari 2022   20:10 Diperbarui: 3 Januari 2022   20:20 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Tabrani Yunis


Sejak lama kita, sering mendengar orang-orang dari berbagai kalangan, terutama orang-orang yang memiliki jabatan, berkata " Kita harus membela produk-produk UMKM kita". Juga tidak jarang kita mendengar mereka berujar, " Kita harus membeli produk-produk UMKM kita. Ya, kalau bukan kita, siapa lagi?" Biasanya ungkapan ini sering dilantunkan bila ada acara-acara yang bazar, pameran atau juga di kala acara peluncuran (launching) produk UMKM atau pada berbagai kesempatan lainnya. 

Bahkan  dulu ketika banyak media cetak, seperti majalah -majalah terkenal di mana majalah menjadi media beriklan, tidak sedikit kita membaca iklan berbayar atau pun iklan layanan masyarakat yang juga menyuarakan ungkapan-ungkapan semacam itu. Kini pun, di saat media cetak mulai mengalami disrupsi, ungkapan-ungkapan atau iklan seperti itu, tidak mengalami disrupsi, tetapi bermigrasi ke media digital yang bisa lebih dahsyat sebaran dan jangkauannya. 

Sehingga gemanya bisa lebih bergetar dan menggaung ke mana-mana yang membuat mereka semakin kelihatan sebagai orang yang setia akan produk UMKM. Ya, iklan atau ajakan tersebut, seolah-olah memperlihatkan bahwa mereka dengan sungguh-sungguh akan menjadi pejuang atau pembela produk UMKM. Namun, bila kita tanyakan secara jujur dan diakui dengan jujur, apakah benar mereka membela produk-produk UMKM?

Belum tentu. Jangan cepat sekali memberi gelar kepada mereka sebagai pembela produk UMKM. Jangan-jangan mereka hanya karena diberikan kesempatan untuk berbicara, atau karena sedang mendapat tugas atau jabatan sebagai pejabat yang mengurus UMKM. Cobalah ingat-ingat. 

Para pembaca mungkin pernah mengikuti suatu acara bazar produk-produk UMKM di lingkungan masing-masing, atau pernah menghadiri acara bazar atau launching sebuah produk UMKM di sebuah daerah di luar lingkungan tempat tinggal sendiri, seperti di gedung-gedung, pameran dan lainnya, saat itu pejabat yang memberikan kata sambutan, atau yang mungkin sebagai orang yang dipercaya membuka acara, atau pula sebagai sosok yang diminta untuk memberikan bimbingan dan meresmikan kegiatan itu, pasti tidak lepas dari kata-kata atau ungkapan mengajak semua orang untuk membela produk UMKM tersebut. Pertanyaannya serupa, apakah ia membela produk UMKM? Apakah ia sebagai pembela UMKM yang loyal?

Tunggu dulu. Kita tidak belum bisa menyebutnya sebagai pembela produk UMKM, apalagi sebagai pembela produk UMKM yang loyal. Mengapa demikian? Untuk menyatakan ia sebagai pembela, tentu ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Para pembaca mungkin saja memiliki sejumlah kriteria itu. 

Namun, dalam tulisan ini, tidak salah bila kita coba sebutkan dan deskripsikan beberapa kriteria untuk kita bisa menyimpulkan dan menyebutkan sesorang sebagai pembela produk UMKM. Mari kita sesuaikan kriteria apa saja yang mungkin sama, atau berbeda. Jadi, para pembaca silakan saja membuat kriteria yang sesuai dengan penilaian para pembaca.

Nah, di sini  penulis mencoba memberikan beberapa kriteria tersebut, namun tidak harus semua kriteria tersebut harus dipenuhi. Para pembaca bisa menentukan sendiri, menurut standard sendiri, walau nanti berbeda dengan pembaca lainnya. Karena indikator ini, tidak baku, namun bisa menjadi ukuran ketika kita memutuskannya sebagai pembela produk UMKM tersebut. 

Pertama, memiliki concern yang besar terhadap tumbuh kembangnya UMKM, baik di sekitar domisilinya, maupun di luar, seperti di daerah-daerah yang memiliki potensi UMKM. Kedua, selain peduli pada UMKM, ia dengan suka rela memberikan asistensi kepada UMKM, diminta atau tidak, ia akan memberikan kritik dan saran atau asistensi dalam bentuk lain. Ketiga, ia tidak hanya mengajak orang lain untuk membela produk UMKM, tetapi ia selalu membeli produk-produk UMKM tersebut. 

Jadi, tidak hanya bermain kata-kata, tetapi harus dalam tindakan nyata.  Sebagai pembela UMKM yang loyal, ia harus konsisten. Sesuai kata dan perbuatan atau tindakan. Ke empat, ia akan selalu mempromosikan setiap produk UMKM tersebut, dalam setiap kesempatan memberikan informasi kepada calon-calon pembeli produk UMKM. Ke lima, bila ia sebagai pebisnis, maka dalam ia menjalankan bisnisnya selalu membantu UMKM dengan cara-cara yang membantu. 

Misalnya, ia membuka toko atau kios-kios yang menjual produk-produk UMKM. Ia juga ikut mempromosikan produk-produk UMKM tersebut di toko yang ia jalankan. Ke enam, bila ia sebagai pemilik atau owner, atau para pihak yang memiliki kapasitas di angkutan atau perusahaan ekspedisi, misalnya saja JNE, maka JNE akan menjamin kelancaran pengiriman produk UMKM sampai ke tangan pembeli dengan cepat dan aman. 

Ke tujuh, pembela UMKM adalah mereka yang membeli dan menggunakan produk-produk UMKM. Bila mereka tidak membeli dan menggunakan produk-produk UMKM, tetapi hanya bisa berkata pakailah produk UMKM, sementara ia tidak membeli dan menggunakan produk UMKM, itu jangan pernah disebut sebagai pembela UMKM.

Ya, itulah beberapa kriteria untuk seseorang yang disebut atau disematkan gelar pembela UMKM. Bagaimana dengan kriteria yang sudah para pembaca susun? sama atau berbeda? Apakah para pembaca setuju dengan kriteria yang sudah penulis uraikan di atas? Bila jawabannya sama, apa alasan atau landasan pikirnya? BIla pun jawabannya tidak, apa saja yang membedakannya, dan mengapa berbeda? 

Akan sangat bermanfaat bila para pembaca bisa menguraikan pendapat anda dalam sebuah tulisan yang bakal bisa mencerahkan orang lain, agar kelak tidak dengan begitu mudah mengatakan seseorang atau mengakui seseorang itu adalah pembela produk-produk UMKM. Ditunggu ya komentar dan uraiannya dalam sebuah tulisan atau artikel yang lebih menarik. Siapkah dengan tantangan ini? Pasti siap dan bisa, kalau mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun