Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghakimi Hujan

21 Desember 2021   11:35 Diperbarui: 21 Desember 2021   11:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis


Ketika hutan tak lebat lagi
dikeruk nafsu birahi
hujan turun lagi
Bencana datang silih berganti
Banjir bandang jadi misteri
Perut bumi bergetar nyeri
Bukit dan gunung luruh ditelan likuifaksi
digulung nyeri petaka ekologi
Puluhan ribu, bahkan jutaan manusia dievakuasi
Hilang harta dan semua materi yang dicari
Tidak sedikit menjadi korban dan mati

Ketika rimba raya dibunuh mati
Kayu-kayu penyejuk bumi ludes digergaji
Humus-humus  kering kehilangan energi
Dan hujan turun pun terus dihakimi
Mencurah terlalu tinggi

Hutan dan rimba anugerah ilahi
Mesti dijaga dengan lestari
Manusia memang
Tak henti dieksploitasi dan dimutilasi
Rimba raya pun kini berganti
Belantara  hijau mengering mati
Raja rimba, penghuni belantara harus mengungsi dan dieksekusi

Manusia-manusia serakah dengan materi
Bukan sekadar sesuap nasi
Memperkaya diri sendiri dan tujuh generasi
Padahal tak ada yang abadi
Semua kembali pada ilahi

Jangan hujan dihakimi lagi
Bencana datang bukan ambisi sendiri
Semua karena ulah manusia -manusia keji
Menghancurkan titipan ilahi rabbi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun