Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencari Kunci Pengubah Nasib

2 Desember 2021   20:15 Diperbarui: 2 Desember 2021   20:25 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Tabrani Yunis

Ingatlah bahwa kita tidak tahu seperti apa masa depan kita. Kita hanya bisa merencanakan, menyiapkan masa depan   kita di dunia dan akhirat. Misalnya agar kita bisa membagun kehidupan yang lebih baik di masa depan, kita harus siapkan diri dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak yang mulia. Semakin banyak dan tinggiinya ilmu, ketrampilan dan akhlak, Insya Allah hidup yang lebih baik akan bisa digapai. Dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak mulia tersebut kita akan bisa meningkatkan kualitas ibadah untuk masa depan akhirat yang lebih baik pula. Pertanyaannya, bagaimana cara untuk meningkatkan ilmu, ketrampilan dan alklakulkharimah itu bisa diperoleh?

Nah, kita sebagai manusia, makhluk yang diberikan kelebihan yang dianugerahkan Allah berupa otak untuk berfikir sehingga bisa menguasai ilmu, ketrampilan serta pengetahuan dan tindakan yang berakhlak, berbudi pekerti baik dalam berfikir dan bertindak, diwajibkan untuk belajar. Ya, sebagai manusia kita harus belajar, karena kita tidak memiliki instink, tetapi akal budi dan dilengkapi pula dengan nafsu yang semuanya akan tergerak dengan baik dan sempurna lewat proses pembelajaran. Proses pembelajaran manusia berlangsung sejak masih dalam kandungan, hingga ke liang kubur.

Jadi, belajar adalah yang wajib kita lakukan, tanpa harus ada batas waktu dan tempat. Bagi seorang muslim, bahkan dianjurkan untuk menuntut ilmu sejak dari dalam kandungan atau rahim ibu, hingga ke liang kubur. Bila tidak belajar, maka tidak bisa membangun kehidupan yang lebih baik. Proses belajar pun tidak singkat dan instant, tetapi proses yang berkelanjutan dan tanpa ada batasan umur. Pengetahuan, ketrampilan dan akhlak tersebut yang dalam teori pendidikan kita mengenal dengan tiga ranah atau domain yang selalu ingin diubah dari sebuah proses belajar, pelatihan, diskusi dan proses belajar lainnya, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Pendek kata, sebuah proses belajar itu bertujuan untuk mengubah dari tidak tahu menjadi banyak tahu, dari tidsk bisa atau tidak terampil menjadi bisa dan terampil serta dari tidak mau, tidak termovasi, menjadi mau dan termotivasi untuk melakukan apa yang sudah dipelajari.

Sudah menjadi fitrahnya manusia yang pelupa, maka agar tidak lupa, dalam belajar dianjurkan untuk dilakukan secara berulang-ulang. Karena ilmu, ketrampilan dan sikap atau akhlak yang baik tidak akan lengkap dan sempurna hanya dengan satu kali belajar, maka agar bisa sempurna, dalam belajar dituntut pula untuk terus berlatih dan berlatih. Dalam masyarakat Muslim ketika belajar membaca Al Quran, selalu dianjurkan untuk mengulang kaji. Sehingga sering kita dengar ungkapan yang bunyinya begini. " Lancar kaji, karena diulang, pasal jalan karena dilalui". Dalam bahasa Inggris kita juga sering mendengar ungkapan-ungkapan seperti, practice makes perfect. Artinya, latihan membuat sempurna. Juga bagi para motivator pun kerap menyampaian bahwa " The key of learning is practice, practice, practice. Jadi, agar sempurna dalam belajar, kuncinya adalah dengan terus mengulang-ulang.

Namun, semua dari kegiatan itu, kita memang harus bisa membaca. Maka, itulah sebabnya Allah memerintah Nabi Muhammad untuk iqra, ya membaca.
Ya, Allah telah mengingatkan kita agar kita selalu ber-iqra. Iqra yang merupakan perintah untuk membaca dan membaca. Membaca adalah sebuah cara untuk meningkatkan ilmu, ketrampilan dan membangun akhlak mulia tersebut. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak ilmu. Semakin sering berlatih ketrampilan, semakin terampil dalam melakukan sesuatu. Semakin Tinggi akhlak mulia, semakin tinggi pula martabat kita. Maka, jangan malas membaca,  jangan malas berlatih dan jangan malas belajar dan praktikan akhlak yang baik dalam kehidupan.

Jadi, Itulah yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Kita bisa bercita-cita atau mengimpikan menjadi sesuatu yang wah, namun kalau kurang ilmu, kurang ketrampilan dan buruk alhlak. Impian itu hanyalah hayalan belaka.

Oleh sebab itu, sekali lagi kita harus ingat bahwa dengan perintah Allah yang mengingatkan kita agar kita selalu ber-iqra. Iqra yang merupakan perintah untuk membaca dan membaca, agar bisa mendapatkan ilmu, ketrampilan dan Membaca adalah sebuah cara untuk meningkatkan ilmu, ketrampilan dan membangun akhlak mulia tersebut. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak ilmu. Jadi dengan banyaknya ilmu, terampil dan berakhlak mulia, kita akan bisa mengubah nasib buruk menjadi lebih baik. Tentu saja dengan usaha dan doa.

Bukankah kita sering diingatkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib seseorang atau suatu kaum, kecuali orang atau kaum itu sendiri yang mengubahnya. Caranya bagaimana? Tentu dengan iktiar. Usaha dan upaya untuk terus belajar dan belajar. Kita wajib belajar. Bukan hanya di bangku sekolah, tetapi belajar di alam terkembang. Kalau ingat Prof. Hamka. Beliau mengingatkan kita bahwa alam yang terkembang adalah guru. Sebagai umat Islam pun kita diiangatkan agar menggali ilmu dilakukan sejak lahir hingga menjelang liang lahat. Bukan hanya itu. Kita juga dianjurkan agar mencari ilmu, walau ke Negeri Cina.

Jadi, jangan lengah. Jangan terinabobo dengan kecanggihan teknologi digital yang menempatkan kita hanya sebegai konsumen atau users. Harusnya kita manfaatkan teknologi itu untuk media belajar untuk membangun kehidupan yang lebih baik, kini dan esok. Idealnya, semakin canggih teknologi yang tujuannya memudahkan hidup kita, semakin banyak ilmu, ketrampilan dan semakin tinggi akhlak kita. Dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak yang tinggi, kita tidak akan diperbudak oleh teknologi, tetapi kita menjadi orang atau umat yang Cerdas memanfaatkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Jadi, tidak elok kalau kita lupakan ungkapan, the key of learning is practice, practice and practice. Ayo belajar membangun hidup yang lebih baik, kini dan esok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun