Oleh Tabrani Yunis
Sekitar dua hari lalu, usai menyirami tanaman  di sekeliling rumah, muncul dalam pikiran soal fenomena belajar di tengah masyarakat kita . Seakan-akan sedang datang ide yang menarik dan perlu untuk dijadikan bahan tulisan. Namun kala itu, sedang tidak sempat menuangkan ide tersebut dalam sebuah sajian tulisan yang monarki.Â
Agar ide yang datang dalan pikiran tidak menghilang dan terbang entah ke mana, maka jalan terbaik adalah tengan menuliskan apa såja yang sedang ada dalam ingatan. Sebelum belangat ke POTRET Gallery di jalan Ptof. Ali Hasyimi, Pango Raya, sambal menyiapkan sarapan pagi bersama isteri,  lalu mulailah mengukir kata di laman ponsel yang sejak pagi berada di saku celana.  Tulisan singkat itu kemudian, menjado status FB. Berikut adalah tulisan singkat tersebut.
Ingatlah bahwa kita tidak tahu seperti apa masa depan kita. Kita bisa merencanakan, menyiapkan masa depan kita di dunia dan akhirat. Kita harus siapkan diri dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak yang mulia. Semakin banyak dan tingginya ilmu, ketrampilan dan akhlak, Insya Allah hidup yang lebih baik akan bisa digapai.Â
Dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak mulia tersebut kita akan bisa meningkatkan kualitas ibadah untuk masa depan akhirat yang lebih baik pula. Itulah yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Kita bisa bercita-cita atau mengimpikan menjadi sesuatu yang wah, namun kalau kurang ilmu, kurang ketrampilan dan buruk alhlak. Impian itu hanyalah hayalan belacka. Karina Tuhan yang punga kuasa.
Ingatlah Allah telah mengingatkan kita agar kita selalu ber-iqra. Iqra yang merupakan perintah untuk membaca dan membaca. Membaca adalah sebuah cara untuk meningkatkan ilmu, ketrampilan dan membangun akhlak mulia tersebut. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak ilmu. Semakin sering berlatih ketrampilan, semakin terampil dalam melakukan sesuatu. Semakin Tinggi akhlak mulia, semakin tinggi pula martabat kita. Maka, jangan malas membaca, jangan malas berlatih dan jangan malas belajar dan praktikan akhlak yang baik dalam kehidupan.
Ingatlah Nak,
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang atau suatu kaum, kecuali orang atau kaum itu sendiri yang mengubahnya. Caranya bagaimana? Tentu dengan ikhtiar. Usaha dan upaya untuk terus belajar dan belajar. Kita wajib belajar. Bukan hanya di bangku sekolah, tetapi belajar di alam terkembang. Kalau ingat Prof. Hamka. Beliau mengingatkan kita bahwa alam yang terkembang adalah guru. Sebagai umat Islam pun kita diiangatkan agar menggali ilmu dilakukan sejak lahir hingga menjelang liang lahat. Bukan hanya itu. Kita juga dianjurkan agar mencari ilmu, walau ke Negeri Cina.
Jadi, jangan lengah. Jangan terinabobo dengan kecanggihan teknologi digital yang menempatkan kita hanya sebegai konsumen atau users. Harusnya kita manfaatkan teknologi itu untuk media belajar untuk membangun kehidupan yang lebih baik, kini dan esok. Idealnya, semakin canggih teknologi yang tujuannya memudahkan hidup kita, semakin banyak ilmu, ketrampilan dan semakin tinggi akhlak kita. Dengan ilmu, ketrampilan dan akhlak yang tinggi, kita tidak akan diperbudak oleh teknologi, tetapi kita menjadi orang atau umat yang Cerdas memanfaatkan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat.
Ingatlah bahwa the key of learning is practice, practice and practice. Ayo belajar membangun hidup yang lebih baik, kini dan esok.
Begitulah tulisan singkat yang menjadi status di laman facebook beberapa cari lalu yang mendapat banyak tanggapan dari teman-teman di dunia maya. Banyak yang memberikan komentar, tetapi komentar tentang foto. bukan sola isi tulisan. Namun, ada satu sahabat yang memberikan komentar menraik dan mendalam.
Seorang sahabat, Don Jakayamani HambaNya memberikan tanggaan yang cukup menarik dan mencerahkan. Berikut adalah tanggapannya.