Oleh Tabrani Yunis
Anak-anak milenia,  penguasa alam maya, menggenggam dunia dengan jari-jemari  menari-nari di layar angkasa, sambil menikmati gemerlap  semesta maya. Hidup tak lagi memaksa bertahan dengan penuh asa.Karena asa dan cita terkubur di dunia maya
Anak-anak milenia,  tengah mengarungi belantara, mau kemanakah mereka? Berjalan meraba-raba di  kegelapan  dan gemerlapnya dunia maya. Dilepaskan semua tali kekang, merdeka  mengejar asa, tanpa nahkoda.
Anak-anak milenia  lupa  membaca gejala alam maya,  musim terus berubah-ubah, sekejap waktu mengubah cita. Tak resah menghadang ombak  raksasa  menyapu segala, terlena dalam lamunan sandiwara.
Anak-anak milenia kian manja di dunia maya, seperti segala akan tidak ada kendala, padahal suatu ketika, petaka datang menyapa, semua terbujur tak berdaya.
Anak-anak milenia, Diperdaya banyak goda dan  kenikmatan dunia, berpacu mengejar  asa utopia,Â
Anak-anak milenia  tak berdaya diperdaya manja, tak berdaya melawan petaka.
Anak-anak zaman, penghuni alam maya,
Kehilangan isi dada, banyak berfikir, apalagi berzikir kian tiada. Mau kemana anak---anak milenia melabuhkan cita? jalan penuh cahaya, mata hilang rasa. Jangan simpan asa dalam manja. Gawai menjadi dewa