Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ini Zaman Kegelapan

25 Mei 2019   13:47 Diperbarui: 25 Mei 2019   14:43 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi malam. Dok Pribadi

Nak,

Ini akhir zaman. Semua jadi edan semakin mengedan dengan rambu-rambu kehidupan. Kebenaran dianggap kebohongan. Kebohongan menjadi pembenaran. Pembenaran menjadi kebenaran. Kebenaran bermetamorphosis memupus keadilan. Hidup semakin dikikis zaman edan.

Nak,

Ini zaman yang berputar-putar di negeri antah berantah. Angin berhembus berubah-rubah. Pintar-pintar membaca arah nan berubah. Yang benar bisa salah, yang salah semakin parah. Yang salah bisa sekejab berubah arah.Semua berubah-rubah memutar arah, saling salib menyalib melamun sejarah. Tergantung siapa yang punya titah.

Nak,

Ini zaman milik penyanjung titah.  Banyak- banyak menelan ludah. Kadang tumpah jadi amarah. Tak jelas siapa yang salah. Yang salah belum pasti salah, yang benar pasti berubah.

Nak,

Ini zaman kegelapan, berubah melebihi kilat. Yang baik jadi penjilat, senang pun bisa melarat. Apa lagi yang melarat, dalam sekejab bermain sulap. siang berlari mengejar malam, malam berpacu memicu fajar. Pagi kembali menari-nari di dalam gelap. Tak elok terlalu fanatik  di zaman yang berubah. Akan berbuah petaka dan musibah . Tak ada lagi yang tabah. Semua berselimut marah.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun