Jadi, kalau orangtua ingin anak-anak bisa menjadi generasi yang berakhlak mulia, kuncinya ada di rumah. Bukankah dalam teori pendidikan, teorii tabularasa, disebutkan bahwa anak itu lahir bagikan kapas putih. Orangtualah yang akan mengubah apakah anak akan tumbuh menjadi baik atau menjadi buruk.Â
Lalu, dalam konsep pendidikan yang menganut tri pusat pendidikan, seharusnya tripusat pendidikan tersebut, keluarga, sekolah dan masyarakat, bersinergi dan saling membantu, mengontrol perkembangan anak.Â
Sayangnya, tripusat pendidikan yang seungguhunya ideal, sudah tidak lagi bersinergi, karena banyak faktor yang mempengaruhi pola kehidupan yang akhirnya mempengaruhi pola pendidikan kita.Â
Pertanyaannya adalah maukah kita kembali menjadi orangtua yang konsisten? Maukah kita merajut kembali tali rabat tri pusat pendidikan yang selama ini sudah terberai? Mari kita berfikir dan berkontemplasi. Selamat berpuasa, bagi yang melaksanakannya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H