Oleh Tabrani Yunis
Kala kutengadahkan wajah
Dalam doa memohon ampunan
Kumasuk ke relung hatimu nan gelisah
Ada luka menganga yang lama tersimpan
Kulihat yang luka parah
Membawa kau rebah bersama trauma
Pantas saja begitu susah dan gelisah
Siapatah nan telah menorehlan luka
Hingga darah tak membasahi wajah
Dalam doa aku gelisah
Apatah aku yang menorehkan sembilu nestapa itu?
Atau kosa kataku yang melelehkan darah?
Maafkan aku bila ada kata yang lebih tajam dari pisau yang kuasah
Maafkan aku bila telah membuatmu resah
Aku tak ingin kau larut dalam payah
Agar aku pun tak lagi gelisah
Wahai perempuan yang terluka oleh tajamnya kata
Kau buat aku faham akan dosa
Bukan hanya karena kerasnya raga
Kata-kata itu membelah dada
Kini aku baru percaya
Bila kata membuatmu luka
Wahai perempuan nan terluka
Ketika aku tengah menengadahkan tangan
Ketika aku tengah selami ke dalam dadamu
Ketika aku menyaksikan gelombang tesah yang mendesah
Mumgkin karena dosa kata yang melukai marwah
Maafkan aku yang mungkin bersalah
Agar  semua itu tidak membakar segala amalan yang telah kugubah
Izinkan aku mengobati  luka yang kugoreskan dengan seonggok kata
Tak sengaja, namun luka merah
Izinkan aku mengoleskan penawar luka di hati
Biar kuusir resah dan gelisah dengan dunia yang indah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI