Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sukses Mengajar Anak Berbahasa Inggris

17 Maret 2019   01:13 Diperbarui: 17 Maret 2019   01:15 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi, ketika mengajar bahasa Inggris Perbankan kepada mahasiswa jurusan Perbankan Syariah di UIN Ar-Raniry, saya tiba -tiba mendapat ide atau gagasan untuk menuliskan cerita pengalaman sukses mengajarkan anak-anak saya berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Namun ide itu saya pendamkan karena ada perasaan tidak enak atau sungkan. Ya biasalah kita, kalau ingin menceritakan sesuatu tentang diri sendiri atau keluarga sendiri, selalu saja dihadapkan pada perasan tidak enak. Tidak enak nanti apa kata orang. Selalu saja begitu.

Padahal, apa yang akan saya tulis sebenarnya bukan tujuan untuk show off, bukan untuk membanggakan diri, tetapi sebenarnya menulis dan menceritakan pengalaman sukses mengajarkan bahasa Inggris kepada anak sendiri adalah wujud dari semangat berbagi. Bukankah kita sering mendengar ungkapan " berbagi itu indah?"

Tentu sangar sering kita mendengar dan membaca ungkapan seperti itu. Biasanya, ungkapan semacam itu merupakan ungkapan motivasi, ungkapan untuk mendorong orang mau berbagi sesuatu yang ia miliki kepada orang lain yang membutuhkan. Apalagi berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan hidup kepada orang lain, dimana orang lain mendapatkan manfaat dari apa yang kita bagi.

Kegiatan berbagi itu dalam islam adalah kegiatan bersedekah. Bersedekan, itu sangat sederhana, tetapi memiliki dampak yang cukup besar. Misalnya, senyum. Senyum itu sederhana bukan? Tidak percaya? Silakan senyum dan berikan senyuman itu kepafda orang lain. Lalu, orang lain tersebut merasa bahagia dengan senyuman kita. Jadi, senyum kita itu sudah menjadi sedekah yang menyenangkan orang lain. Begitu sederhana dan mudahnya bersedekah bukan?

Nah, begitulah indahnya berbagi ilmu dan pengalaman serta ketrampilan kita kepada orang lain tersebut. Selain kita mendapatkan pahala dari Allah, ternyata, semakin sering kita berbagi ilmu, pengalaman dan ketrampilan kepada orang lain, semakin kaya pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan kita. Tidak ada satu pun yang hilang, setelah kita berbagi.

Anda tidak percaya? Ya todak masalah.  Anda bisa buktikan sendiri. Lakukananlah. pasti anda akan merasakan seperti apa yang saya katakan di atas.

Maka, malam ini, walau waktu sudah pukul 00.28 WIB, saatnya kita merebahkan badan di peraduan, mata saya  yang sebenarnya sudah merasa mengantuk, terus diganggu oleh kemauan dan keinginan untuk menulis, menceritakan pengalaman sukses mengajarkan bahasa Inggris kepada anak, hingga anak-anak berbahasa Inggris dengan lancar dan tanpa malu-malu, serta membuka kamus bahasa Inggris, seperti layaknya kita berbahasa Inggris.

Kita seringkali tersendak dan berhenti berbicara bahasa Inggris, karena kehilangan kosa kata dan harus dalam pikiran menerjemahkan  apa yang ada dalam pikiran kita, dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Cobalah menonton video di atas. Ada dua anak -anak perempuan kecil, Ananda Nayla (10 Tahun) dan Aqila Azalea Tabrani Yunis (7 tahun) yang sedang menjelaskan atau menceritakan tentang sebuah mainan yang baru mereka miliki dalam bahasa Inggris. Dengarlah bagaimana mereka berkomunikad dalam bahasa Inggris. Mungkin banyak yang bertanya, apakah mereka sudah pernah tinggal di luar negeri, atau apakah mereka lahir di luar negeri? Juga bisa banyak yang bertanya, apakah mereka ikut kursus bahasa Inggris? 

Kedua anak tersebut tidak pernah tinggal, juga tidak lahir di luar negeri yang membuat mereka mampu berbahasa atau berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Kedua anak tersebut lahir dan besar di Banda Aceh serta hidup di tengah masyarakat yang berbahasa Indonesia dan bahasa daerah ( Aceh).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun