Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Korupsi Itu Abadi

22 Desember 2018   19:54 Diperbarui: 23 Desember 2018   00:27 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Ketika nafsu dan birahi  berkolusi

Nurani berjalan sendiri
Naluri mati
Nafsu dan birahi bersama mengejar mimpi
Pada harta san segala materi
Menumpuk, menimbun menutup bumi
Mata hati tertutupi birahi manusiawi
Malu tak lagi bernaluri
Berani mencuri
Merampas dan korupsi
Menggunakan segala cara dan strategi
Mata telah tertutupi birahi korupsi
E- KTP, fee atau komisi
Seakan semua dibawa mati

Ketika nafsu dan birahi membunuh naluri
Rasa malu membungkus hati dan mati
Semua ditelan sendiri
Seakan semua akan abadi
Padahal semua akan mati
Kembali pada Ilahi
Hasil korupsi tak pernah dibawa mati
Hanya tubuh terbujur di dalam peti
Anak dan istri atau suami pun akan bertikai
Berebut materi yang pernah dicuri
Sementara tanggung jawab pada Ilahi
Tak akan pernah mati
Akan menjadi api yang abadi
Membakar semua materi dan diri yang dikorupsi
Korupsi adalah jembatan sunyi
 jalan sepi yang bakal ditanggung sendiri
Tak ada yang bakal istri atau suami yang abadi
Tak ada doa anak istri
Hanya malu si balik jeruji
Neraka pun telah menanti
Semua akan mati
Itu adalah ketentuan ilahi
Ya, hidup tak akan abadi

Jangan bangun sendiri jembatan sepi

Ke balik jeruji dan mempertanggungajawan hasil korupsi dan manupulasi kepada ilahi

Korupsi, manipulasi itu abadi

Hingga akhirat nanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun