Oleh Tabrani Yunis
Ketika nafsu dan birahi  berkolusi
Nurani berjalan sendiri
Naluri mati
Nafsu dan birahi bersama mengejar mimpi
Pada harta san segala materi
Menumpuk, menimbun menutup bumi
Mata hati tertutupi birahi manusiawi
Malu tak lagi bernaluri
Berani mencuri
Merampas dan korupsi
Menggunakan segala cara dan strategi
Mata telah tertutupi birahi korupsi
E- KTP, fee atau komisi
Seakan semua dibawa mati
Ketika nafsu dan birahi membunuh naluri
Rasa malu membungkus hati dan mati
Semua ditelan sendiri
Seakan semua akan abadi
Padahal semua akan mati
Kembali pada Ilahi
Hasil korupsi tak pernah dibawa mati
Hanya tubuh terbujur di dalam peti
Anak dan istri atau suami pun akan bertikai
Berebut materi yang pernah dicuri
Sementara tanggung jawab pada Ilahi
Tak akan pernah mati
Akan menjadi api yang abadi
Membakar semua materi dan diri yang dikorupsi
Korupsi adalah jembatan sunyi
 jalan sepi yang bakal ditanggung sendiri
Tak ada yang bakal istri atau suami yang abadi
Tak ada doa anak istri
Hanya malu si balik jeruji
Neraka pun telah menanti
Semua akan mati
Itu adalah ketentuan ilahi
Ya, hidup tak akan abadi
Jangan bangun sendiri jembatan sepi
Ke balik jeruji dan mempertanggungajawan hasil korupsi dan manupulasi kepada ilahi
Korupsi, manipulasi itu abadi
Hingga akhirat nanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H