(Bagian Pertama)
Oleh Tabrani Yunis
Â
Anda pernah mendengar kata Bivak? Mungkin pernah membaca atau mendengarnya? Kalau aku pernah mendengar dan membaca. Namun lupa. Ya, Bivak. Kata itu tidak begitu asing di telinga dan pikiranku. Namun, seperti hilang timbul.Â
Perasaanya, kata-kata itu sering aku temukan ketika dahulu, di kala masih belajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Banda Aceh hingga kuliah di jurusan bahasa Inggris, FKIP Unsyiah Banda Aceh. Sudah cukup lama.
 Bayangkan saja, aku bersekolah di SPG Negeri Banda Aceh itu dari tahun 1979- 1982 dan kemudian kuliah di Program di Diploma 2 tahun, yakni 1982- 1984 dan melanjutkan lagi ke jenjang S1, pada 1984 dan selesai 1989. Ya, sudah tiga puluh tahun lebih. Wajar saja kata tersebut hilang dan timbul di pikiranku. Yang aku ingat, Bivak itu bukan kata yang berasal dari Bahasa Indonesia, tetapi itu adalah Bahasa Belanda.
Anggapanku ternyata salah. Kata bivak itu bukan berasal dari Bahasa Belanda, tetapi menurut catatan Wiki Pedia, kata Bivak itu berasal dari Bahasa Perancis, yang asal katanya adalah Bivouac yang berarti tempat berlindung sementara (darurat) di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin. Mendirikan bivak adalah teknik penting yang harus dikuasai jika hendak berkemah.Â
Bivak merupakan salah satu kemampuan wajib survival di alam bebas. Karena pembuatannya yang mudah dengan peralatan yang seadanya.Begitu penjelasan wiki pedia.Â
Nah, setelah mencari asal-usul kata dan maknaya, aku kembali mengerti apa yang dimaksudkan dengan kata bivak tersebut. Namun, sebenarnya apa pentingnya aku mengingat dan mencari tahu asal usul maupun arti kata bivak tersebut? Aku bukan sedang mengisi TTS saat ini. Bukan pula sedang belajar linguistic maupun semantic.
 Lalu, mengapa aku harus menyebut-nyebut dan mengingat-ingat kata itu. Tentu atau pasti ada yang melatarbelanginya. Ya ada historical background.Artinya, ada yang memantik, sehingga muncul ke permukaan pikiran. Pasti pula ada kemungkinan yang menarik untuk dibicarakan atau ditulis.
Tidak salah. Ya itu memang benar. Aku merasa terkesan dan malah merasa kaget, mengapa aku kemudian bertemu dengan Bivak. Tentu saja, kata Bivak yang aku temukan ini bukan bivak  seperti yang pernah menjadi jawaban TTS yang pernah aku geluti selama bertahun-tahun yang membuat aku bisa membayar biaya kuliah saat itu, bukan pula Bivak seperti yang aku baca di kamus atau di Wikipedia, tetapi ini Bivak, nama sebuah sekolah dasar (SD) yang berada di pedalaman kabupaten Bireun Aceh. Sebuah kampung yang jaraknya lebih kurang 30 kilometer dari kota Bireun. Kampung itu, berada di wilayah kecamatan Juli.Â