Namanya Ananda Nayla. Sehari- hari ia sering disapa dengan sebutan Nayla. Ya, cukup panggil dia dengan nama singkat Nayla. Namun, ada juga teman-temannya yang memanggilnya dengan sebutan Ananda. Padahal, ia di rumah tidak pernah dipanggil Ananda. Ananda Nayla yang lahir pada hari Minggu, tanggal 11 Januari 2009 itu kini duduk di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda Aceh. Ia anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya, Aqila Azalea Tabrani Yunis yang baru saja masuk sekolah dasar (SD) di kelas satu.Â
Di sekolah, Ananda Nayla dalam hal prestasi belajar hanya berada pada prestasi yang biasa-biasa saja. Maksudnya, ia tidak masuk dalam golongan anak yang mendapat rangking satu, dua atau tiga. Bahkan tidak termasuk dalam 10 besar. Mungkin karena orang tuanya tidak menuntut ia mengejar nilai, mendapatkan rangking hebat di sekolah.
Ya, orang tuanya tidak pernah memaksa ia belajar mati-matian untuk mendapat rangking. Jadi, wajar saja kalau rangkingnya di kelas berada pada urutan 15 ke atas. Namun, Ananda Nayla memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat jauh bedanya dengan anak-anak lain sekelasnya, bahkan se-sekolahnya. Ia sangat mahir berbahasa Inggris, terutama dalam berbicara Bahasa Inggris. Ia bisa berbahasa Inggris dengan sangat lancar, tanpa harus memikirkannya seperti layaknya kita berbahasa Inggris yang dipengaruhi oleh Bahasa ibu, Bahasa Indonesia atau Bahasa lokal alias daerah lainnya.
Ananda Nayla lancar berbahasa Inggris, bukan karena ia lahir di Inggris atau di Amerika. Bukan juga di Singapura atau Australia. Ia hanya lahir di Banda Aceh, Ibu kota Aceh yang jauh dari Kota Metropolitan Jakarta. Ia belum pernah ke luar negeri. Juga belum pernah belajar Bahasa Inggris di kursus Bahasa Inggris. Kecuali ikut belajar mengaji di masjid. Sejak kecil, ia sangat terobsesi untuk bisa pergi ke Inggris, bukan untuk belajar Bahasa Inggris, tetapi ingin membeli mainan-mainan di Lego Land, ha ha. Biasalah anak-anak. Lalu, bagaimana ia bisa berbahasa ( berkomunikasi) Inggris begitu lancar?
Ayahnya yang hanya sebagai guru SMA dan lulusan S1 FKIP Bahasa Inggris di Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh memulai berkomunikasi dengan Ananda Nayla sejak masih bayi. Sang ayah yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris seadanya itu memberanikan diri untuk menjadikan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Ibu (mother's tongue) bagi Ananda Nayla dengan konsisten.
Ya, karena ayahnya tidak pernah mau merespon pertanyaan atau apabila Ananda Nayla menjawab atau bertanya dalam Bahasa Indonesia. Hasilnya, alhamdulilah, Ananda Nayla mampu berkomunikasi lisan dalam Bahasa Inggris dengan sangat baik.
Kemampuan dan ketrampilan Bahasa Inggrisnya semakin kental, karena di rumah ia selalu berkomunikasi dengan adiknya Aqila Azalea Tabrani Yunis yang kini sedang belajr di kelas 1 SDIC Anak Bangsa. Tentu saja, selain dengan Aqila, ia berbahasa Inggris dengan ayahnya. Sementara dengan ibunya, mereka berbicara atau berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.
Begitu pula dengan orang-orang di sekelilingnya, Nayla dan Aqila berbahasa Indonesia. Untuk mengetahui atau melihat kemampuan Bahasa Inggris Ananda Nayla dan Aqila Azalea, kita bisa melihat aksi mereka di Youtube. Silakan akses Youtube, Ketik saja Popot dan Nyanyak, maka akan ditemukan  lebih kurang 150 video singkat mereka.  Silakan buka dan berikan komentar atau juga bisa subscribe.
Kemampuan Ananda Nayla dan Aqila berbahasa atau berkomunikasi secara lisan dengan lancar itu, kira menjadi hal membahagiakan kedua orang tua. Walau kemampuan membaca dan menulis belum diajarkan. Namun, hal yang mengejutkan adalah ketika Nayla diminta membaca Bahasa Inggris, ternyata tanpa perlu diajarkan ia bisa membaca teks Bahasa Inggris dengan mudah.
Bahkan ketika ia diminta membaca Bahasa Indonesia, ia malah tampak berlepotan. Sementara membaca teks Bahasa Inggris dilaluinya dengan lebih lancar. Ia membaca cerita-cerita berbahasa Inggris, tanpa harus belajar membaca lebih dahulu. Ini adalah sesuatu yang menakjubkan.
Mengajak Nayla Menulis