Maka, sejak tahun 1990  itu melakukan pekerjaan -- pekerjaan social itu semakin menggembleng dan melatih diri untuk terus berjiwa social, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, hak asasi manusia dan  kemauan untuk membantu dan berbagi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan teladan untuk membuat sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, pada tataran diri sendiri dan pada kaum perempuan dan anak yang marginal itu. Pembelajaran yang didapat dari banyak proses yang dijalankan dan dari kegiatan-kegiatan penguatan kapasitas dari banyak organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama.
Pendek kata, bekerja di lembaga swadaya masayarakat (LSM) itu benar-benar membangun kesadaran yang tinggi untuk bisa berbuat dan berperilaku membantu mereka yang miskin, baik ilmu maupun harta dan perilaku, membantu memberdayakan dan menguatkan mereka lewat kegiatan-kegiatan pendidikan alternative, pengembangan ekonomi  dan penerbitan seperti majalah POTRET dan lain-lain. Pada awal-awal bergerak, semua kegiatan dimulai dengan semnagat suka rela dan voluntarisme. Tidak pernah berharap dibayar oleh siapa pun.  Dari sinilah semua kegiatan social dan semangat berbagi  itu bermuara.
Jadi, kegiatan-kegiatan berbagi yang pertama dilakukan adalah berbagi ilmu pengetahuan dan tenaga untuk memberdayaan perempuan. Cara mengadakan pertemuan rutin sebagai bagian dari kegiatan pengorganisasian, dilanjutkan dengan pertemuan lanjutan untuk mengadakan kegiatan diskusi yang sekali gus mengidentifikasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi mereka.Â
Jadi, dalam semua kegiatan ini, kegiatan berbagi itu mulai dan terus dilakukan. Medianya adalah pertemuan rutin dan kegiatan diskusi. Pada proses diskusi --diskusi yang dilakukan, maka keuntungan langsung yang diperoleh adalah bertambahnya pengetahuan tentang masyarakat dan masalahnya, serta menambah pengalaman pengorgasasian masyarakat. Semakin lama semakin kaya dengan pengetahuan dan ketrampilan itu, serta semakin percaya diri.
Berbagi ilmu bisa dilakukan dalam banyak hal dan cara. Selain dalam kegiatan melakukan pekerjaan-pekerjaan kegiatan community development itu, kita juga bisa melaukan dalam banyak kegiatan lain, misalnya memotivasi orang-orang untuk mau melakukan sesuatu yang produktif untuk membentu mengembangkan potensi diri orang-orang.Â
Misalnya memotivasi anak-anak, remaja, orang dewasa dan siapa saja untuk mau menulis atau berkarya sesuai dengan potensi yang dimiliki mereka. Di sini, penulis berusaha datang ke sekolah-sekolah, baik SD sederajat, SMP, SMA dan bahkan pada moment penataran guru sekalipun. Ruang-ruang ini adalah ruang yang bagus dan tepat untuk berbagi ilmu, ketrampilan dan juga pembangunan sikap.
 Program 1000 sepeda dan kursi roda tersebut adalah program social murni untuk membantu anak-anak yatim, piatu, miskin dan disabilitas untuk bisa bersekolah, karena kesulitan dalam mengakses sekolah yang disebabkan tidak ada kenderaan di rumah dan tidak ada kenderaan umum. Dengan program yang sudah dimulai dari tahun 2012 ini, anak-anak yatim, piatu, miskin dan disabilitas bisa dengan murah dan sehat ke sekolah.Â
Program ini kekuatannya ada pada bantuan orang lain atau donator yang dengan suka rela membantu. Tentu saja modal yang kita miliki, selain ilmu, pengalaman dan ketrampilan, kepercayaan (trust) adalah modal yang sangat menentukan. Ini adalah salah satu cara untuk berbagi.
Nah, masih banyak lagi cara dan ruang untuk berbagi. Kegiatan menulis yang dilakukan selalu, juga merupakan aktivitas berbagi, selain berbagi di runag-ruang public seperti di seminar, workshop, diskusi, training dan sebagainya. Untuk menulis semua itu, ada baiknya ditulis dalam sebuah buku yang bisa dijabarkan panjang lebar.
Kalau mau berbagi, tentu saja bukan hanya berbagi ilmu, pengalaman, ketrampilan dan kesadaran, tetapi bisa pula berbagi harta. Ya kita bisa berbagi harta, benda dan yang kita miliki. Tolong menolong adalah hal yang sangat baik dan sangat dianjurkan, baik dalam konsep kemanusiaan, maupun dalam konsep ajaran agama.Â