Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Lebih Sempurna?

28 September 2016   00:39 Diperbarui: 28 September 2016   00:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Practices make perfect itu mah, uangkapan orang Inggris yang mengingatkan kita agar selalu melakukan  atau mempraktikan sesuatu agar bisa lacar dan sempurna. Kalau orang Indonesia bilang, " Lancar kaji karena diulang, Pasai jalan, karena dilalui". nah, agar tetap ingat, tetap bisa dan terus menjadi lancar dalam melakukan sesuatu, maka tetaplah dalam konteks keep practice. Orang Minang sering bilang, dek lamo lupo, dek lalai rugi. Artinya kira-kira begini lho, Karena lama, kita lupa, karena lali, ya kita rugi.

Ungkapan-ungkapan di atas merupakan ungkapan yang sering saya gunakan dalam memotivasi siswa, mahasiswa dan kelompok-kelompok belajar formal dan informal yang sedang menimba ilmu di lembaga pendidikan formal, maupun pendidikan non formal atau pendidikan alternatif di masyarakat. Saya sendiri juga terinspirasi dengan ungkapan " the key of learning is practice, practice and practice. Oleh sebab itu, kalau ingin tidak kehilangan ilmu, tidak kehilangan apa yang kita sedang pelajari, maka tetaplah selalu berlatih dan mengulang-ulanginya.  

Anda pasti akan merasa kehilangan ilmu ketika ilmu itu tidak pernah anda gunakan selama beberap kurun waktu. Misalnya, kalau anda biasanya melakukan aktivitas mengajar, namun karena sesuatu faktor, anda tidak mengajar dalam kurun waktu yang lama. Nah, dalam kondisi semacam ini, anda pasti akan merasa ada yang hilang dengan ilmu anda. Apalagi kalau semangat membaca anda juga berkurang. Anda menjadi malas membaca, mak lengkaplah sudah penderitaan itu. Anda akan semakin banyak kehilangan.

Nah, berbicara soal kehilangan, saya punya banyak pengalaman pribadi. Namun dalam tulisan ini ada satu yang membuat saya kehilangan, yakni terkait dengan  hilangnya saya sekian lama dari aktivitas membuka laman Kompasiana. Sekian lama tidak melakukan postingan tulisan, maka apa yang harus saya hadapi adalah ketika ada perubahan tertentu di web Kompasiana, hilang dari diri saya. Saat ini salah satu contohnya adalah saya menjadi hilang infomasi tentang cara memasukan foto/ ilustrasi terhadap tulisan yang saya buat. Ingin bertanya, muncul perasaan malu atau takut dikatakan gatek. Akibatnya, tulisan ini diposting tanpa ilustrasi. Padahal, ilustrasi itu sangat penting, karena bisa membuat para pembaca tertarik untuk membaca tulisan kita.  Ini adalah salah satu bentuk konsekwensi dari melanggar apa yang diingatkan di awal tulisan ini.

Saat ini, saya tidak mengetahui bagaimana memasukan ilustrasi ke tulisan. Siapa tahu, ada teman-teman yang baik hati mau mengajarkan saya, maka saya akan bisa memberikan yang lebih baik. Saya memang harus tetap selalu bersama Kompasiana. Bila tidak, saya juga akan banyak kehilangan. Misalnya kehilangan teman, kehilangan ide dan kehlangan-kehilangan yang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun