Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awas, (Jangan) Kena Tipu Lagi

31 Agustus 2015   16:12 Diperbarui: 31 Agustus 2015   19:04 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Awas penipu itu datang lagi"][/caption]

Oleh Tabrani Yunis

Pada pukul 10.48 WIb, hari ini, seorang lelaki berkaos hijau, bercelana pendek garis putih, warna kulit hitam dengan badan yang agak bulat dan berhidung mancung bergegas masuk ke toko. Setiba di depan kasir, lelaki itu dalam bahasa Aceh berpura-pura bertanya apakah di sekitar ini ada orang Sibreh? Sang kasir kemudian menjawab, aduh, saya tidak tahu, saya bukan penduduk asli di desa ini, jawabnya. Lalu, lelaki itu minta bantu. Katanya “ Saya mau ke bengkel, karena rantai motor saya putus. Minta pinjam uang Rp 35.000,- dulu ya kak. Nanti satu jam kemudian saya kembali dan bayar.

Kasir yang lagi mengetik di komputer tersebut tanpa banyak tanya, langsung memberikan uangnya Rp 35.000. Padahal, uang itu baru saja ditariknya dari ATM. Setelah uang itu diberikan, lelaki itu langsung keluar dari toko menuju speda motor yang di parkirnya di pinggir jalan. Ia menghidupkan sepeda motor dan langsung pergi. Setelah dia pergi, saya bertanya, siapa itu? Hmm, dia minta pinjam uang saya pak. Lalu? Kamu berikan? Ya, jawabnya. Apakah kamu mengenalnya? Tidak jawabnya. Jadi bagaimana kamu bisa memberikan uang kepada orang yang kamu tidak kenal? Hmmm, saya tidak tahu pak. Saya hanya tercengang dengannya, tanpa berkata apa-apa lagi.

Sekarang sudah pukul 14.43 sore, lelaki yang tadi datang meminjam uang itu tidak pernah nampak datang memgembalikan uang yang diberikan. Ini artinya apa yang dilakukan oleh lelaki tadi adalah tindakan penipuan. Untung hanya Rp 35.000,- katanya kesal. Kalau dia minta satu juta tupiah dan saya berikan, aduh mak, hancur saya. Begitu ujar snag kasir kesal dan menyesali kejadian yang menimpa dirinya. Mengapa bisa kena ya? Ini adalah modus penipuan yang bisa menimpa banyak orang, tutur saya kepada sang kasir. Namun, ia merasa malu sendiri dengan kejadian itu.

Nah, karena di Toko ada rekaman CCTV, maka apa yang direcanakan adalah untuk meng- upload gambar yang sang pelaku di Youtube sekedar untuk mengingatkan kepada orang lain bahwa aksi penipuan semacam ini bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja. Karena kasus seperti ini ternyata memang sudah sering terjadi di Banda Aceh. Oleh sebab itu, kita tidak ingin ada pihak lain yang menjadi korban penipuan dengan modus operandi seperti ini. Modus operandi seperti ini akan bisa membuat korban orang lain dengan kerugian yang lebih besar. Oleh sebab itu, jangan terlalu asyik dengan sebuah pekerjaan yang sedang dilakukan, kalau melihat ada orang yang datang.

Kemudian, banyak hal yang kita harus hati-hati. Karena ada modus penipuan yang menyebabkan rasa empati kita luluh. Misalnya, suatu ketika ada seseorang yang mendorong sepeda motor, Karena ban motornya memang sudah sengaja dikempeskan. Ia mendorong sepeda motornya hingga berkeringat, lalu berhenti di tempat atau depan rumah atau toko kita. Ia menitipkan sepeda motornya di tempat kita, karena ingin mengambil uang di ATM. Ia akan melihat sikap kita. Biasanya ia akan meminta pinjam sepeda motor kita yang lebih bagus agar ia bisa ke ATM. Ketika ia meminta pinjam, dan kita meminjamkan. Maka akibatnya adalah kita ditipu, karena sepeda motor yang ia tinggalkan pada kita bisa jadi sepeda motor orang lain dan dia tidak perlu kembali mengambilnya. Modus operandi semacam ini juga sudah sering terjadi di tengah masyarakat kita. Mari kita bersikap ekstra hati-hati. Pokonya waspadalah selalu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun