Mohon tunggu...
tabita princesia
tabita princesia Mohon Tunggu... -

indonesian writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

pendidikan masa kini

31 Agustus 2014   00:53 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kota-kota besar di Indonesia sedang berlomba-lomba melaksanakan kurikulum 2013,

Hampir seluruh sekolah membenahi bangunan dan fasilitas sekolahnya demi menunjang kurikulum baru ini. Ruangan dipasangkan proyektor dan AC sebagai fasilitas penunjang kenyamanan,sistem penilaian dan jumlah mata pelajaran dipadatkan dan diubah,jam pelajaran ditambah dan pekerjaan rumah diperketat.

Pendidikan itu seharusnya merata,kurikulum yang dilaksanakan juga dari sabang sampai merauke seharusnya sama, untuk kota-kota besar yang masih dikenal dan dipandang oleh penguasa mudah saja menerapkan sistem  pendidikan yang baru, bagaimana tidak? sekolah -sekolah diperkotaan memiliki gedung dan tenaga pengajar yang terakreditasi, namun apakah hal yang sama terjadi di pedalaman? terjadi dipelosok-pelosok Kalimantan? dipelosok Papua? dan pulau-pulau kecil yang bahkan sampai saat ini belum dapat merasakan listrik?

kurikulum 2013 hanya sekedar mimpi untuk daerah-daerah pedalaman,seperti daerah puring kencana di pedalaman Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Listrik didaerah ini tidak mengalir jalan-jalan sebagian besar masih diselimuti tanah merah, sekolah-sekolah di daerah ini sepi peminat, bukan karena tidak ada murid, tapi sekolah negeri didaerah ini masih jauh dari layak, kurangnya perhatian  pemerintah menjadi alasannya. Salah satu sekolah didaerah Puring Kencana hanya memiliki 3 ruang kelas, muridnya kurang lebih hanya 15 orang,yang terbagi dibeberapa kelas, guru di daerah Puring Kencana sangatlah sedikit hanya beberapa orang saja, kepala sekolah dan penjaga sekolah bahkan harus merangkap menjadi wali kelas dan tenaga pengajar.

Apakah ini gambaran pendidikan masa kini Indonesia? bagaimana kita bisa mengatakan  pendidikan kita ini maju? modern? jika saudara kita yang berada dipedalaman masih harus mengecap rasa sulit mengenyam pendidikan di Indonesia.

Banyak masyarakat diperbatasan seperti Puring Kencana Kalimantan, yang memilih menyekolahkan anaknya di negara tetangga, mereka lebih memilih menyekolahkan anaknya di Malaysia,karena menurut mereka pendidikan disana lebih murah dan lagi banyak sekali tawaran menarik yang dijajakan negara tetangga, seperti buku cetak gratis,alat tulis gratis, asrama gratis, fasilitas lengkap dan guru-guru berkualitas yang tentunya diberikan gratis pula, anak-anak dari Indonesia tidak perlu membayar hanya perlu bersedia menjadi murid. Selain itu penggunaan bahasa Inggris sudah diterapkan dari TK sehingga pendidikan di Puring Kencana kalah saing dengan negara seberang.

Tidak heran jika ada anak-anak dari pedalaman yang dipindahkan kesekolah dijakarta memperoleh peringkat terakhir dikelas , bukan karena mereka bodoh atau tidak bisa, melainkan kurikulum dan bahan/cara pengajaran yang berbeda antara kota dan daerah, fasilitas minim dan minimnya tenaga pengajar juga menjadi pengaruh besar bagi pendidikan didaerah.

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi pendidikan Indonesia, percuma saja membangun rumah dari kardus, yang didepannya terlihat indah namun hanya tampak luarnya saja dan tidak ada isinya. Demikian pula dengan pendidikan bukan hanya perkotaan saja yang dibenahi namun kurikulum didaerah pedalaman harus lebih diperhatikan.Pembenahan kurikulum dan fasilitas yang merata menjadi PR penting untuk pemerintah Indonesia, maju mundurnya pendidikan  bukan haya ditentukan oleh kota tapi juga dari daerah.

Gambaran pendidikan masa kini akan semakin nyata di wajah Indonesia jika seluruh masyarakatnya merasakan pendidikan yang sama dan seimbang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun