Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedamaian dan Gerakan untuk Maju Bersama

17 Maret 2022   05:41 Diperbarui: 17 Maret 2022   05:53 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia kita mengenal keberadaan perserikatan Bangsa-bangsa. Organisasi dunia ini didirikan untuk menjaga perdamaian di seluruh dunia. Mereka juga mengupayakan mengembangkan dan tetap menjaga hubungan baik antar negara.

PBB punya beberapa organisasi cabang menyangkut bidang-bidang seperti bidang pendidikan dan kesejahteraan anak dan sosial (UNICEF), lalu ada WHO yang merupakan organisasi cabang PBB yang berkecimpung soal kesehatan. 

Kita tahu bahwa saat pandemi berlangsung, WHO juga mengupakan kesetaraan vaksin antara negara kaya dan miskin. Negara kaya akan menyisihkan vaksinnya untuk negara miskin dan berbagai kerjasama lain yang bersifat positif. Selain itu, PBB punya yang lain seperti FAO yang menangani soal pangan, UNODC yang berkecipung soal kejahatan lintas negara dan lain sebagainya.

Dunia juga ada ada organisasi negara-negara Islam yaitu OKI (OIC Organization Islamic Coorperation). Organisasi dunia yang diinisiasi oleh negara Arab Saudi dan maroko ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas Islam diantara para anggota, kerjasama dan mengupayakan perdamaian dan keamanan antara negara anggotanya. Hal yang sampai sekarang diupayakan oleh OKI adalah membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Dua organisasi ini sebenarnya satu persamaan yang bersifat universal, yaitu kerjasama dan mengupayakan perdamaian antar anggotanya dan kemudian dunia. Ini seperti penyadaran bahwa hanya dengan keadaan damai maka kemajuan akan diraih oleh banyak negara dan dunia.

Sangat sedikit negara dan pihak yang menyakini bahwa perang adalah cara untuk mendapatkan kesejahteraan. Bahkan mungkin tidak ada satu negarapun yang meyakini perang adalah cara yang baik untuk rakyatnya. Kita ambil contoh Ukraina dan Rusia yang banyak ditentang oleh banyak negara dunia. Atau semisa mau mundur sebentar kita bisa contohkan Suriah yang harus berjibaku dengan kelompok-kelompok sempalan yang memaksakan agama sebagai satu-satunya bentuk negara. Mereka terobsesi dengan sejarah-sejarahg Islam dunia dimana ada beberapa bani yang bisa mendirikan negara Islam di kawasan itu.

Kita bisa melihat sendiri bagaimana Suriah dan bagaimana akhir dari ISIS; salah satu pihak yang mengobarkan peperangan. Mereka kalah, tercerai berai dan para simpatisannya harus menghadapi masa depan suram, termasuk simpatisan ISIS dari Indonesia.

Para simpatisan ISIS yang berangkat dari Indonesia itu ditengarai karena terprovokasi oleh beberapa pihak terlebih narasi-narasi tertentu. Narasi-narasi itu bisa berasal dari media sosial maupun dari para penceramah yang sering memprovokasi umat dengan narasi seakan perang atau konflik adalah yang baik untuk melaksanakan ketentuan agama. Mereka sering berkilah bahwa itulah jihad yang sebenarnya. Padahal hakikat Islam sebenarnya tidak seperti itu.

Karena itu, mungkin kita harus lebih selektif saat harus mendengar ceramah agama. Tidak semua penceramah yang bersifat radikal atau memprovokasi. Banyak penceramah agama yang bersifat moderat dan bersifat nasionalis. Mereka yang moderat ini sering mengupayakan perdamaian dan kerjasama dalam mengajarkan umat yang mencari solusi atas agama dan kewajiban sebagai manusia dan warga negara.

Sama halnya dengan organisasi dunia seperti PBB dan OKI, kita semua membutuhkan kedamaian untuk membuat semuanya bergerak maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun