Mohon tunggu...
Tabita Arinda
Tabita Arinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

fotografer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kenapa Broken Home Bisa Jadi Game Changer Dalam kehidupan Sosial Anak Gen Z?

8 Desember 2024   01:52 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:39 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Broken home atau  keluarga tidak utuh merupakan kondisi dimana keluarga sedang mengalami fase tidak harmonis, sering bertengkar, adanya perbedaan pendapat, tak jarang juga karena permasalahan ekonomi yang pada akhirnya menyebabkan seorang ayah dan ibu berpisah dan memilih untuk menjalani kehidupan masing-masing atau bercerai. Peran dan dampingan orang tua kepada anak sangat dibutuhkan dalam fase ini karena tidak sedikit orang tua memberikan pilihan kepada anak ikut ayah atau ibu.  Sebagai seorang anak yang mengalami kondisi tersebut pasti memiliki kekhawatiran bagaimana persepsi orang-orang sekitar tentang keluarga tidak utuh.

Status ini juga membuat beberapa anak yang sudah memiliki planning kedepannya atau cita-cita akan merasa pesimis untuk bisa menggapai impian tersebut karena tidak adanya orang tersayang yang memberikan support secara psikologis, fisik, terkadang juga financial. Salah satu dampak dari broken home adalah self-esteem atau harga diri, anak akan merasakan  kurang percaya diri lebih memilih menghabiskan waktunya sendiri. Yang kedua, anak akan sulit mengontrol emosi dengan baik, lalu kesusahan menyembunyikan perasaan dan ekspresi tidak sukanya kepada orang lain. Yang ketiga, kemampuan bersosialisasi anak yang rendah akan mempersulit dalam proses tumbuh kembangnya, karena perkembangan sosial anak sebenarnya sangat bergantung pada orang tuanya

Bagaimana Gen Z menghadapi kondisi keluarga broken home dengan bijak dan adaptif? Kondisi ini bisa dilihat dari sisi lain yaitu dengan derasnya arus gobalisasi dan cepatnya perkembangan media sosial dapat di manfaatkan oleh anak Gen Z dalam mencari dukungan sosial, berbagi pengalaman serta membangun komunitas sehingga orang luar mengetahui dan memahami perjuangan bisa bangkit dalam kondisi ini akan berpengaruh pada status sosial.

Anak Gen Z yang tumbuh dalam keluarga  yang broken home seringkali lebih mampu mengatasi tantangan kehidupan sosial yang kompleks. Mereka belajar untuk lebih menghargai hubungan mendalam karena pengalaman telah mengajarkan mereka pentingnya kepercayaan dan dukungan emosional yang sejati. Perjalanan mereka mungkin lebih sulit, namun mereka akan lebih siap untuk mengatasi kesulitan dengan perubahan-perubahan sosial yang ada di Masyarakat karena memiliki ketahanan mental yang baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun