Kami kemudian mengobrol di kafetaria, bercerita tentang segala sesuatu, mulai dari cerita masing-masing, sampai dengan cerita yang membangkitkan nostalgia.
Kejadian secara tiba-tiba tersebut membuat saya senang luar biasa. Saya cenderung suka dan lebih menikmati momen yang terjadi sesekali secara nyata, seperti pertemuan tak terduga itu. Mungkin hal tersebut menjadikan saya tidak begitu banyak berinteraksi melalui medsos.
Saya di dunia nyata, tidak berbeda dengan saya yang berada di dunia maya. Hanya saja, saya tidak begitu aktif di dunia maya, dengan alasan yang telah saya tuliskan.
Sebagai penutup tulisan, saya ingin menjelaskan sedikit tentang judul yang saya pakai kali ini.
"Nosce Te Ipsum" adalah aforisme bahasa Latin yang asalnya dari bahasa Yunani. Artinya adalah kenalilah dirimu.Â
Tulisan ini terpahat pada tiang di pintu masuk kuil dewa Apollo di Delphi, Yunani. Kalau pernah menonton film Matrix, Anda bisa melihat kata "Temet Nosce" yang mempunyai arti sama, terpampang di pintu Oracle.
Pahatan pada tiang kuil itu sebenarnya untuk mengingatkan, bahwa setelah melalui pintu masuk, dunia manusia harus ditinggalkan untuk memasuki dunia para dewa.
Ini mirip dengan kehidupan kita sehari-hari. Layar komputer atau gawai yang Anda gunakan sekarang, merupakan pintu masuk yang memisahkan dunia nyata dengan dunia maya.Â
Setelah melalui pintu masuk itu, Anda bisa memilih. Ingin menjadi diri sendiri sama seperti di dunia nyata, atau menjadi orang asing (baca: berbeda). Semuanya tergantung pada pilihan masing-masing.
Selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H