Kalau saja saat ini orang masih mau membaca dokumen itu sebelum menggunakan internet, mungkin kita bisa mendapat manfaat positif lebih banyak. Namun, harapan itu hanya menjadi harapan saja. Zaman sekarang, mana ada sih orang yang mau repot?
Meskipun saya tidak tahu apakah semua anggota pernah membaca dan paham dokumen RFC 1855, untungnya konten kompasiana sebagai salah satu medsos, umumnya tidak melenceng dari isi dokumen tersebut. Ini pendapat pribadi berdasarkan pengamatan terbatas saya.
Sebagai anggota, saya hanya bisa seminggu sekali mengintip berbagai ragam tulisan, "diracik" dengan keunikan masing-masing penulis kompasiana.
Saya memang tidak begitu aktif ber-medsos ria. Kompasiana dan Youtube adalah dua platform yang saya gunakan saat ini.
Ada berbagai macam alasan mengapa saya hanya menggunakan dua dari sekian banyak medsos yang tersedia. Dua di antara alasan tersebut adalah, kebutuhan dan prioritas.
Saya membutuhkan kompasiana sebagai media untuk mengajak kita (saya dan Anda sebagai pembaca) sama-sama belajar. Terutama tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang, dan teknologi.Â
Tentu ajakan ini boleh ditanggapi dengan sukarela, karena saya yakin orang menggunakan kompasiana untuk berbagai macam tujuan, yang mungkin berbeda antara satu dengan lainnya.
Banyaknya kegiatan juga membuat saya harus menyusun prioritas. Kegiatan itu misalnya aktivitas rutin kantor, melakukan hobi, refreshing, bercengkerama dengan teman maupun keluarga, atau kegiatan lain di dunia nyata. Â
Kebutuhan dan prioritas itu merupakan alasan kenapa saya hanya menggunakan dua medsos. Itu pun tidak saya lakukan setiap hari, namun setiap minggu. Ini pun kadang tidak saya lakukan.
Mungkin saya termasuk orang yang tidak bisa menikmati asyiknya dunia maya. Misalnya bercengkerama melalui medsos dengan teman sekolah atau kuliah dahulu.
Saya lebih menikmati kejadian yang dapat saya rasakan langsung di dunia nyata. Seperti ketika saya tidak sengaja bertemu teman SMA di bandara Narita. Saat itu saya baru saja kembali setelah mudik, dan teman datang ke Tokyo untuk urusan kantor.