Yoshino Akira menjadi orang Jepang ke-25 yang menerima hadiah Nobel, seperti diumumkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia pada tanggal 9 Oktober lalu. Peneliti kehormatan di perusahaan Asahi Kasei dan dosen pada Universitas Meijo yang terletak di Nagoya ini menerima hadiah Nobel bidang Kimia.
Pria yang hobi tenis (sudah bermain tenis lebih dari 35 tahun!) ini mempunyai andil besar dalam menyempurnakan baterai Lithium-ion, sehingga bisa lebih praktis dan aman untuk digunakan secara luas (baca : bisa diproduksi secara massal untuk konsumsi publik/komersial).
Sebenarnya, saat ini total jumlah orang Jepang penerima hadiah Nobel ada 28 orang. Namun, 3 diantaranya yaitu Nambu Yoichiro, Nakamura Shuji dan Ishiguro Kazuo pindah kewarganegaraan, masing-masing menjadi warga negara Amerika (2 orang yang disebut terdahulu) dan Inggris.
Kalau kita lihat penerima Nobel untuk bidang iptek saja, sampai dengan tahun ini Jepang menduduki peringkat ke-3 dengan total jumlah sebanyak 15 orang. Sementara Amerika dan Inggris menduduki tempat pertama dan kedua dengan masing-masing total jumlah 68 dan 16 orang.
Jika kita melihat lebih detail lagi, penelitian oleh Nambu Yoichiro dan Nakamura Shuji dilakukan sebelum mereka pindah kewarganegaraan.
Sehingga, kalau memasukkan 2 orang ini pada jumlah orang Jepang penerima hadiah Nobel bidang iptek, maka total jumlahnya menjadi 17 orang. Jumlah ini menggeser posisi Inggris, sehingga Jepang naik ke urutan ke-2 untuk jumlah penerima Nobel bidang iptek.
Mengapa jumlah orang Jepang yang menerima hadiah Nobel bidang iptek bisa begitu banyak?
Sebelum masuk ke pembahasan itu, kita tentu tahu bahwa penerima Nobel bidang iptek umumnya melalukan penelitian yang menjadi pokok penilaian juri, beberapa (puluhan) tahun yang lalu.
Kalau dihitung, jarak rata-rata dari saat penelitian dilakukan sampai dengan mereka menerima hadiah Nobel membutuhkan waktu kira-kira 20 sampai 25 tahun.
Sehingga pada saat penelitian mereka diapresiasi dan dianugerahi hadiah Nobel, kebanyakan sudah berusia tidak muda lagi. Itu tercermin dengan baik pada penerima Nobel bidang Kimia tahun ini. Bahkan salah satunya, John B. Goodenough, adalah penerima Nobel tertua dengan umur 97 tahun.
Besar nominal dana juga bukan merupakan pokok bahasan saya pada tulisan. Karena seperti saya sudah pernah tulis disini, dana memang penting namun bukan merupakan syarat mutlak bagi kualitas penelitian.