Tapi sewaktu melihat pidato kebangsaan itu, saya kok rasanya seperti sedang di Jepang sambil menikmati dua kesenian Jepang yang bernama kai-dan dan yose ya?
Begini alasannya.
Ketika isi pidatonya mengatakan Indonesia punah setelah 100 tahun, atau stok bahan bakar dan makanan yang kurang, atau kalau perang "pelor" cuma cukup 3 hari (walaupun menurut saya, hari gini negara lain juga ogah kalau perang "fisik" dengan dor-dor an), dan sebagainya, saya merasa kok rasanya isinya kebanyakan hal-hal yang bersifat "menakut-nakuti".
Sehingga, saya jadi ingat setiap musim panas di Jepang ada acara yang bernama kai-dan (atau kwai-dan). Dalam acara ini, ada beberapa orang yang menceritakan tentang pengalaman misterius (yang lebih bersifat klenik) misalnya bertemu atau diganggu setan dalam berbagai bentuk, yang membuat pendengarnya merasa "takut".
Omong-omong, orang Jepang masih banyak juga yang suka hal-hal klenik seperti ini, dan ketakutan mendengar cerita-cerita itu lho!
Kalau berbicara kenapa acara seperti ini hanya ada pada musim panas, alasannya simpel saja. Karena tujuannya ya cuma itu tadi, membuat pendengar takut!
Sehingga, karena ketakutan, pendengar menjadi berkeringat. Dengan begitu, keringat ini diharapkan bisa menurunkan suhu tubuh. Hal menurunkan suhu tubuh ini penting, sebab musim panas di Jepang, rasa panasnya seperti kita berada di dalam sauna!
Saya tidak tahu persis, apakah tujuan dari pidato salah satu capres dengan menakut-nakuti itu, sama dengan cerita "kai-dan" di Jepang, yaitu untuk membuat pendengarnya berkeringat sehingga bisa menurunkan suhu tubuh?
Kalau itu tujuannya, saya berpikir bagus juga, karena memang "suhu" politik sudah mulai "panas". Sehingga perlu juga untuk paling tidak menurunkan sedikit suhu tubuh.
Lalu, bagaimana dengan "yose"?
Yose adalah tempat pertunjukan hiburan di Jepang, yang berpusat pada Rakugo (yaitu orang yang bercerita dengan isi cerita lucu, umumnya menceritakan kejadian yang diambil dari kehidupan sehari-hari, dari legenda dan sebagainya) dan beberapa pertunjukan hiburan lainnya.