Puncak dari acara FIFA Piala Dunia (FPD) 2018 sudah lewat dengan hasil yang kita sama-sama tahu. Perancis berhasil menghempaskan impian Kroasia untuk menjadi negara ke-9 yang bisa merajai FPD, pada pertandigan final di Stadion Luzhniki pada tanggal 16 Juli (dini hari waktu Jepang) dengan skor 4-2.
Saya tidak akan membahas bagaimana tim Perancis yang menurut kabar, total "harga pasar"nya (berdasarkan data harga transfer yang harus dibayar kepada klub pemilik pemain di situs Transfermarkt ) sebesar 516 juta dolar AS mampu mengungguli dan menahan serangan ganas dari tim Kroasia yang total "harga pasar" nya "cuma" 267 juta dolar AS.Â
Untuk hal ini, pembaca tentu sudah melihat pertandingannya langsung, bahkan mungkin sudah membaca berbagai macam berita di media maupun ulasan dari para om yang lebih ganteng dari saya di Kompasiana ini :). Saya hanya akan menulis tentang hubungan yang boleh dikatakan "mesra (?)", dengan tanda tanya, antara Perancis dan Jepang.
Kalau saya boleh menulis sedikit saja tentang sepak bolanya, Perancis akhirnya bisa menjuarai FPD kali ini setelah penantiannya selama 20 tahun, sejak memenangkan pertandingan di FPD 1998 yang diselenggarakan di negaranya sendiri.Â
Bagi Deschamps, kebahagiaan yang dirasakan ketika melambung diudara setelah di toss oleh para pemain usai pertandingan, tentunya sama seperti kebahagiaan yang dia rasakan 20 tahun lalu, ketika dia mengangkat tinggi-tinggi trofi FPD sebagai kapten tim Perancis saat itu.
Bagi bangsa Perancis, bulan Juli merupakan bulan berkah karena selain tim kesayangan mereka berhasil merebut gelar tertinggi FPD 2018, tanggal 14 Juli yang lalu mereka baru saja merayakan Bastille Day, yang merupakan turning point dari Revolusi Perancis. Perayaan dilangsungkan meriah di seluruh Perancis.Â
Pada tanggal yang sama di Paris, tepatnya di Champs-Elysees, tiap tahun dilangsungkan parade militer. Parade militer ini merupakan parade militer yang tertua yang dilangsungkan di Eropa.
Tahun ini adalah perayaan genap 160 tahun hubungan persahabatan antara dua negara itu. Tanggal 14 Juli kemarin, warga Perancis bisa menyaksikan Nisshouki (atau biasa disebut bendera Hinomaru) dan Kyokujitsuki atau bendera militer yang dipakai oleh Jieitai (Japan Self-Defense Forces), diarak dalam parade militer oleh 7 orang wakil dari Jieitai.
Hubungan antara Perancis dan Jepang memang boleh dibilang erat, karena Jepang merupakan sekutu Perancis pada Perang Dunia Pertama. Sebenarnya, kontak pertama Jepang terhadap Perancis berlangsung pada saat utusan dari Date Masamune (mengenai Date Masamune sudah pernah saya bahas disini) yang bernama Hasekura Tsunenaga singgah di Saint Tropez (daerah di Selatan Perancis) pada tahun 1615 dalam perjalanannya menuju Roma. Setelah itu beberapa kerjasama di bidang perdagangan, kebudayaan bahkan militer, sering dilakukan antara dua negara.