Di Indonesia banyak kita temui Atlet-atlet dari berbagai cabang bidang Olahraga. Terlihat betapa membanggakannya ketika seorang atlet pulang dari suatu pertandingan atau olimpiade dengan membawa sebuah kemenangan yang tentunya diperuntukkan untuk Bangsanya, mengahrumkan nama Indonesia. Umumnya kebanyakan atlet terlihat mempunyai tubuh yang ideal dan sehat tentunya. Mengingat olahraga inilah aktifitas mereka setiap harinya, guna meningkatkan kualitas mereka pribadi.
Namun, apa yang kita lihat ternyata tidaklah sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Maraknya penggunaan Doping yang dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan saat pertandingan menjadi suatu fenomena yang umum bagi atlet-atlet. Obsesi untuk meraih prestasi adalah faktor utama seorang atlet menggunakan Doping. Berikut Olahragawan yang terkenal atas penggunaan doping adalah medalis emas dari KanadaBen Johnson, olahragawan Rusia Anton Galkin, pelontar peluruIrina Korzhanenko, petinju asal KenyaDavid Munyasia, dan masih banyak lagi.
Sedangkan Doping itu sendiri adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga dan tidak terkait dengan indikasi medis. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormoneritropoietin atau steroid anaboliktetrahidrogestrinon. Berikut zat-zat Doping yang dikelompokkan kedalam 7 golongan:
1.Stimulan (amphetamine,Caffein, Cocain, Aphedrine, dll)
2. Narkotik-Analgesik (Methadone, Morphine, Oxycodone,dll)
3. Androgenik ( Testosterone, Balasterone, dll)
4. Anabolik Non Steroid ( Clenbuterol, Zeranol, dll )
5. Penghalang Beta ( Acebutotlol, Atenolol, Sotalol, dll )
6. Diuretika ( Acetazolamid, Amiloride, Chlormerodrin, dll)
7. Peptida hormon ( Growth hormon, Adrenocortico hormon, dll)
Dengan adanya zat-zat berbahaya dalam Doping, muncul kebijakan yang mengatur penggunaannya dan program tes Doping untuk memonitor. Hal ini dimaksudkan agar atlet-atlet tidak sembarangan dan bahkan terlalu sering dalam menggunakan Doping. Karena ditakutkan akan terjadi penyakit yang nantinya akan merugikan banyak pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H