Penurunan fungsi fisik lainnya yang jarang kita ketahui adalah penurunan fungsi organ dalam, seperti penurunan fungsi paru-paru, ginjal, jantung, dan organ pencernaan.Â
Buku Adult-Gerontology Nurse Practitioner (2018) menjelaskan bahwa seseorang yang telah memasuki usia 50 tahun keatas akan mengalami penurunan kekakuan otot paru yang diikuti dengan penurunan kapasitas udara pada paru-paru dan kesulitan membuang dahak saat batuk.Â
Pada ginjal  terjadi penurunan ukuran dan massanya sebesar 25% - 30% yang diikuti pula dengan penurunan fungsi penyaringan darah pada ginjal. Pada sistem perkemihan, lansia juga sulit menahan buang air kecil dikarenakan adanya penyempitan kapasitas kandung kemih dan saluran urinari. Perubahan lain juga terjadi pada sistem kardiovaskuler.Â
Ketika mencapai usia 55 tahun keatas, pembuluh darah menjadi kaku  dan mudah terjadi penyumbatan, hal ini akan meningkatkan resiko hipertensi dan stroke.Â
Sedangkan pada sistem pencernaan, terjadinya penurunan daya serap makanan pada usus halus dan lambatnya pengosongan pada usus besar sehingga mudah terjadi konstipasi/ sembelit. Gangguan tidur juga kerap terjadi pada lansia sehingga mereka merasa tidak mampu beraktivitas saat pagi harinya.
Perubahan-perubahan fisik lansia tersebut juga memberikan dampak negatif pada perubahan psikologis dan sosialnya. Lansia mudah merasa sedih, tersinggung, dan menarik diri.Â
Terutama lansia yang jarang bertemu orang lain atau sendirian dirumah. Lansia ingin menceritakan pengalaman hidup yang selama ini mereka alami, tetapi keluarga justru menganggapnya sebagai orang yang cerewet, akibatnya lansia menjadi pendiam dan menarik diri, proses ini membentuk persepsi seseorang terkait tubuhnya, persepsi ini mencakup tentang perubahan fisik, psikologis dan psikososial.
Dari uraian diatas setidaknya kita bisa memahami kondisi perubahan apa saja yang terjadi ketika memasuki fase lanjut usia. Perubahan -- perubahan yang terjadi tersebut bukanlah suatu penyakit, melainkan hal normal yang akan dihadapi saat memasuki fase lanjut usia.Â
Untuk itu, ketika kita berhadapan dengan kelompok lanjut usia, sudah sepatutnya kita memaklumi kondisi mereka yang bergerak lebih lambat, berbicara berulang kali, sulit mendengar dan melihat, mudah tersinggung, merasa diabaikan atau bahkan mudah sedih dan marah.Â
Jika kita tidak memahami perubahan-perubahan yang terjadi saat memasuki fase lanjut usia maka justru kita yang akan merasa jengkel atau kesal saat berhadapan mereka.Â
Padahal perubahan berupa penurunan fungsi tubuh tersebut normal terjadi dan bukan karena kemauan mereka. Hal yang harus kita ingat pula suatu saat nanti, ketika diberikan umur yang panjang oleh Sang Pencipta, kita juga akan mengalami perubahan-perubahan fisik ketika memasuki fase lanjut usia tersebut.