Mohon tunggu...
david
david Mohon Tunggu... Dosen - Kesederhanaan

bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nothing Else Matters

16 Oktober 2024   10:48 Diperbarui: 16 Oktober 2024   11:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peralihan kekuasaan dari satu presiden ke presiden berikutnya sering kali menjadi momen krusial dalam sejarah sebuah negara. Masa transisi antara pemerintahan Presiden Jokowi dan Presiden terpilih, Prabowo, tampak berjalan dengan strategi yang matang. Salah satu indikasinya adalah penunjukan sejumlah menteri strategis yang berasal dari pemerintahan Jokowi. Keputusan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang adanya motivasi di balik penunjukan mereka, seperti kedekatan personal dengan Jokowi, kelanjutan proyek-proyek besar yang masih berjalan, atau kebutuhan untuk mengatasi kondisi eksternal negara yang semakin kompleks.

      Kehadiran sejumlah menteri dari pemerintahan Jokowi di kabinet baru dapat dilihat sebagai simbol bahwa pengaruh Jokowi belum sepenuhnya berakhir. Hal ini memunculkan istilah bahwa Jokowi masih "cawe-cawe" atau terlibat dalam pemerintahan Prabowo, meskipun secara formal ia sudah tidak lagi memegang jabatan presiden. Keterlibatan ini tidak hanya terlihat dari penunjukan menteri, tetapi juga dari posisi strategis putranya yang menjabat sebagai wakil presiden.

      Dengan kehadiran orang-orang kepercayaan-nya, Jokowi tampak berusaha memastikan bahwa proyek-proyek besar yang dirintis selama masa pemerintahannya, seperti pembangunan infrastruktur, ibu kota negara baru, serta kebijakan ekonomi strategis lainnya, tetap berjalan sesuai rencana. Faktor-faktor eksternal seperti perubahan iklim, ketegangan geopolitik, dan kondisi ekonomi global menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintahan baru. Namun, dengan persiapan matang yang dilakukan oleh Jokowi, risiko terbesar yang mungkin terjadi hanyalah lambatnya pelaksanaan proyek, bukan terhentinya sama sekali.

      Meski Jokowi telah lengser, perannya dalam politik Indonesia seakan tetap ada. Banyak yang beranggapan bahwa ia akan tetap menjadi figur penting di balik layar. Dengan kehadiran anaknya dan orang-orang kepercayaannya di berbagai posisi penting, ia seperti seorang  programmer yang menciptakan "algoritma" politik yang efisien dan halus, memastikan semua berjalan sesuai rencana tanpa gangguan besar. 

      Bagi Jokowi, masa lengser ini mungkin adalah masa yang tenang, di mana ia bisa mengamati jalannya roda pemerintahan dari jauh tanpa harus terlibat secara langsung. Namun, ketenangan ini bukan berarti hilangnya pengaruh. Ia masih bisa "memantau" dan "mengatur" arah kebijakan melalui jaringannya di pemerintahan.

      Dengan demikian, peralihan pemerintahan ini menunjukkan adanya kesinambungan antara masa lalu dan masa depan. Jokowi mungkin telah turun dari panggung utama, tetapi bayangannya masih tampak jelas di balik layar. Proyek-proyek besar yang telah ia mulai akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Prabowo, dengan campur tangan Jokowi melalui menteri-menterinya. Keberlanjutan ini mungkin memberikan stabilitas yang dibutuhkan oleh negara di tengah kondisi global yang tidak menentu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun