Saat kecil, kita  sering  kali  harus menghitung menggunakan teknik corat-coret di kertas. Setelah dewasa, banyak dari kita beralih menggunakan kal- kulator. Namun, ada perdebatan.  antara mereka yang setuju dan tidak  setuju  dengan  penggunaan kalkulator sebagai alat hitung.Â
   Seiring perkembangan teknologi, muncul pula kontradiksi terkait penggunaan AI (Artificial Intelligence). Ada kelompok yang pro dan kontra, masing-masing dengan alasan yang kuat.Mereka yang mendukung penggunaan AI biasanya menekankan efisiensi waktu dan biaya. AI mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks dalam waktu singkat dan dengan akurasi tinggi,  mengurangi  kebutuhan  akan  tenaga manusia untuk pekerjaan rutin dan repetitif. Di sisi lain, golongan yang kontra lebih mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, seperti interaksi sosial, empati, dan kepekaan emosional, yang dianggap tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh mesin.
  Terlepas dari perdebatan tersebut, ada kebutuhan yang semakin mendesak untuk mengalihkan pola berpikir otak manusia ke dalam media yang dapat meniru fungsi kerja otak. Contoh sederhana adalah kalkulator, namun AI membawa konsep ini ke level yang jauh lebih tinggi. AI kini mampu meniru proses berpikir manusia, mengambil keputusan berdasarkan data, dan bahkan belajar dari pengala- man. Semua ini adalah bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak bisa dihentikan.
   Baik atau buruknya penerimaan terhadap hasil perkembangan ini kembali kepada tujuan individu pemakainya. Ilmu pengetahuan sendiri sebenarnya netral karena menggunakan metode ilmiah yang objektif. Oleh karena itu, aplikasi dari ilmu pengetahuan, seperti AI, sepenuhnya bergantung pada bagaimana individu memilih untuk menggunakannya.Pertanyaan penting yang perlu kita jawab adalah apakah kita memiliki keberanian untuk menyerahkan sebagian dari proses berpikir kita kepada alat yang meniru pola pikir manusia dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah penggunaan AI dalam mobil Tesla yang mampu mengemudi sendiri, pencarian informasi dan penulisan otomatis dengan bantuan AI, pembuatan lagu dan gambar, serta pembuatan film yang didukung oleh AI.
   Seiring berjalannya waktu, AI semakin menyatu dengan berbagai aspek kehidupan kita. Dari layanan pelanggan yang menggunakan chatbot hingga diagnosis medis yang dibantu oleh algoritma AI, teknologi ini menunjukkan potensinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai bidang. Namun, ada tantangan yang harus diatasi, termasuk masalah etika, privasi, dan keamanan.
   Beberapa orang khawatir bahwa ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreatif manusia. Mereka juga takut bahwa pekerjaan manusia akan digantikan oleh mesin, yang dapat menyebabkan pengangguran massal. Di sisi lain, pendukung AI percaya bahwa teknologi ini dapat menciptakan peluang pekerjaan baru yang lebih berkualitas dan mendorong inovasi yang belum pernah ada sebelumnya.
   Di dunia pendidikan, AI dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan adaptif, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Di sektor kesehatan, AI dapat membantu dalam diagnosis penyakit yang lebih cepat dan akurat, serta mengembangkan rencana perawatan yang lebih efektif. Dalam bidang seni, AI membuka jalan baru bagi kreativitas dengan membantu seniman menghasilkan karya yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
   Pada akhirnya, kita perlu menemukan keseim- bangan antara memanfaatkan kemajuan teknologi untuk kemaslahatan manusia dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang kita anggap penting. Ini adalah tugas yang tidak mudah, tetapi dengan pendekatan yang hati-hati dan bijaksana, kita dapat memastikan bahwa AI dan teknologi lainnya digunakan dengan cara yang mendukung perkembangan positif bagi masyarakat.
    Sehingga dapat disimpulkan, perkembangan AI dan teknologi lainnya menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun, kita harus tetap waspada dan kritis dalam menggunakannya, memastikan bahwa mereka digunakan untuk tujuan yang bermanfaat dan tidak merugikan nilai-nilai kemanusiaan yang kita junjung tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H