Aku merasa disudutkan oleh kenyataan. Masa Lalu memang bisa sekilas melintas di pikiran kita, ada yang melekat erat di pikiran kita yang sewaktu-waktu dapat muncul kembali di permukaan, walaupun masa lalu itu adalah kenyataan yang pahit, pengalaman yang menyedihkan, kisah yang pedih , masa yang hitam kelam, semua hanya membuatku bersedih kembali..., merenung kembali...,meratap kembali.... Apa yang sebenarnya membuatku merasakannya kembali...masa-masa itu, kisah-kisah itu, pengalaman-pengalaman itu. Kesedihan yang bisa begitu mendalam...menggores lagi, menyayat kembali membuat kehampaan hati ini. Ada apa dengan hari ini? mungkin ada sesuatu yang membangkitkan lagi akan semua tersebut, mungkin juga aku hanya terbawa oleh sinyal negatif yang muncul di pikiran dan jiwa ini, yang semakin menguat dan bisa menghancurkan. Aku tahu aku tak boleh begini, aku masih punya harapan dan cita-cita yang belum tercapai. Aku masih memiliki Tuhan, juga teman dan kawan yang mungkin bisa mengurangi beban di hati dan jiwa ini. Jika ini adalah semacam badai yang melanda di hati dan jiwa ini, badai itu pasti berlalu. Ku yakin kumampu tuk lalui ini, tuk melangkah lagi menghadapi tantangan hidup. Menyonsong hari esok yang kuharap cerah dan terang. Ku tata kembali hati dan jiwa, meletakkan satu persatu bagian di tempat yang seharusnya, mengarungi kembali samudera waktu yang tak pernah berhenti. Harapan, impian, cita-cita, apapun itu namanya, itulah yang akan menjadi lokomotif penggerak di dalam diri ini untuk terus melaju hingga nanti sampai tiba di ujung perjalanan kehidupan. Aku masih memiliki Tuhan yang tahu dan mendengar hamba-Nya yang meminta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H