Bukan mudah untuk mengingat serta menghafal nilai ANEKA pada Latsar CPNS. Skema kurikulum pelatihan dasar ini menjadi penting karena pelatihan dasar ini secara spesifik adalah pintu gerbang pertama yang harus dilewati oleh CPNS sebelum menjadi ASN.
Pelatihan dasar ini diharapkan bisa membekali peserta dengan substansi kompetensi yang dibutuhkan sebelum terjun melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dimensi baru ini juga diharapkan menutup kesenjangan kompetensi antara yang dimiliki saat ini dengan kompetensi yang diharapkan. Yang patut digarisbawahi dari mekanisme kurikulum Latsar CPNS pola baru ini adalah adanya 4 (empat) agenda pembelajaran, yaitu: agenda sikap dan perilaku Disiplin PNS, agenda nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), dan agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta agenda habituasi.
Sebagai tambahan, proses pembelajaran Latsar CPNS Golongan III juga semakin kaya metode, mengingat proporsi proses pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas (in class) tetapi juga di luar kelas (out class). Transisi ini dimaksudkan untuk mendekatkan teori dengan praktek di lapangan. Demikian pula sebagai upaya untuk mengurangi kejenuhan para peserta selama mengikuti pelatihan. Metode pelatihan ini merupakan jawaban atas kritik bahwa diklat prajabatan pola lama sangat minim menyentuh kompetensi teknis.
Salah satu yang kemudian menjadi momok bagi peserta latsar adalah menghafal nilai-nilai ANEKA, WoG, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN yang jika ditilik dari segi jumlah tidaklah sedikit ditambah lagi beberapa nilai tersebut saling beririsan sehingga berujung pada kesulitan peserta untuk mengingatnya. Penguji yang tegas acap kali tidak mau tahu bagaimana caranya agar peserta menghafal mati nilai-nilai tersebut ditunjang suasana seminar yang kadang kala dibuat mencekam, berujung pada peserta yang nervous. Seminar rancangan dan laporan hasil aktualisasi ini, yang merupakan rangkaian kegiatan dalam agenda habituasi pada Latsar CPNS seyogyanya dibuat santai, penuh keakraban sehingga kemampuan peserta dalam mensintesa substansi mata pelatihan ke dalam rancangan aktualisasi tergali dengan jelas. Ada baiknya selingan humor dan joke ringan terselip pada saat seminar. Misalnya, untuk membantu mengingat nilai-nilai dasar Anti Korupsi dapat dibantu melalui pembuatan jembatan keledai yang unik seperti, JUPE MANDI TANGKER SEBEDIL, sebagai representasi nilai-nilai Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani dan Adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H