Mohon tunggu...
Hanifatuz Zahro
Hanifatuz Zahro Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PAI A7 IAIN Jember

Jadikan kegagalan sebagai pembelajaran dan perbaiki langkah selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Edukasi Kreatif Sang Guru Honorer

9 Mei 2020   19:20 Diperbarui: 9 Mei 2020   19:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Hal ini benar, tapi tidak semua guru dijunjung semulia itu. Mirisnya adalah perbedaan mencolok antara nasib guru PNS dengan honorer. Mengapa demikian? Pertanyaan tersebut sampai saat ini masih belum memdapatkan jawaban.

Memang penilaian bahwa guru honorer memiliki gaji yang terbatas bahkan tidak cukup untuk kebutuhan keluarga nya, terlebih jika sudah berkeluarga dan harus melaksanakan kewajibannya untuk menafkahi keluarga. Meski sekian lama mengajar, honor yang diterima hanya berkisar 200-300 ribu saja per bulan. 

Jelas tidak cukup kalau dijadikan pegangan hidup. Wajar saja jika setiap guru honorer selalu bekerja sampingan sebagai pekerjaan tambahan, di luar sekolah. Misalnya saja menjadi pedagang, bekerja di sawah dan membuka les atau privat di rumah masing-masing. Hal itu bertujuan untuk mencukupi anak dan istrinya. Sangat mulia pengabdian seorang guru yang melakukan kewajibannya dengan rasa ikhlas yang tidak memandang gaji yang di dapat.

Tetapi itu semua tidak melunturkan semangat dan juang gigih dalam pengabdiannya sebagai seorang guru.

Dari metro tv pada tanggal 02 Mei 2020 viral seorang guru honorer asal lampung yang menggunakan media sosial sebagai bahan untuk mengajar.

Miftahuddin harto yang akrab di sapa Pak Mif adalah seorang guru honorer pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang menjalani profesinya sejak tahun 2013, di usianya yang masih muda yaitu 23 Tahun, beliau memutuskan untuk menjadi guru karena minimnya anak muda yang bercita-cita menjadi guru di kotanya.

 Akhirnya beliau memutuskan untuk membantu masyarakat dengan menjadi seorang guru honorer. Dalam menjalani profesinya, Miftah hanya mendapat gaji 250.000 rupiah per bulan. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan beliau mengajar secara online melalui sebuah aplikasi. Seringkali beliau mengunggah video berisi ilmu dengan durasi pendek bertujuan agar mudah diingat oleh para murid atau terkadang beliau mengajar juga secara live atau langsung melalui aplikasi tersebut.

Dari kisah Pak Miftah menerangkan bahwa tak luput dari semangat nya seorang guru meski apapun rintangan hidup yang dihadapi.

Untuk para guru-guru di bumi ini yang mengabdi dengan tulus dan menyebarkan ilmunya semoga senantiasa diberi kesehatan selalu. Aamiin

Sumber: Metro tv

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun