Mohon tunggu...
Sugeng Budirahardjo
Sugeng Budirahardjo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - suka nulis dan membaca

saya, suka nulis humor dll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Edible Flower

14 Maret 2020   20:15 Diperbarui: 14 Maret 2020   20:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga kok dimakan? Seperti Suzana saja Bintang film Horor lndonesia yang senang makan Bunga Kantil. Hi...hi ...hi.serem! Kejadian yang nyata dan fakta ternyata ada. Bunga juga Bisa di buat puding,  ya... kueh penutup makan dan rasanya seperti puding yang terbuat dari buah- buahan; tentu saja enak, dan lezat rasanya bila di santap, mengalir lewat tenggorokan ngegleser gitu. Contoh puding yang telah jadi, langsung saja ditawarkan ke hadirin untuk dicoba. Saat itu juga puding yang cantik dan menggemaskan langsung ludes tak tersisa.

Dokpri. Coba puding.
Dokpri. Coba puding.

Menurut mereka yang mencoba rasa pudingnya enak dan penuh aroma bunga. Lah... iyalah sesuai wangi bunganya. Tidak hanya dibuat puding bunga yang indah aneka warna itu; juga menjadi bahan utama membuat Manisan. Kok bisa? Ya! bisa. Setelah jadi manisan warna dari bunganya juga tidak kusam malah warnanya jadi sangat menggiurkan, tapi sayang...ya kalau di makan tertelan dan dicerna di perut. 

Biasanya hanya buah yang dibuat manisan seperti ; buah mangga, cabai, kedondong, pepaya, salak dan bangkuang dll. Trend bunga yang bisa dimakan atau bisa juga  dibuat salad "edible flower" muncul tahun 1996, atau 4 tahun yang lalu. Hanya ada beberapa Bunga tertentu saja yang bisa dibudidayakan secara hidropunik organik yang dapat dibudidayakan.

Eva Nara Sumber Pasar Tani Pelita Hati dokpri.
Eva Nara Sumber Pasar Tani Pelita Hati dokpri.

Berbeda dengan bunga hias seperti mawar, melati,  krisan yang dibudidayakan dengan pupuk kimia dan di semprot dengan pestisida zat pengusir serangga. Bunga yang dapat dikonsumsi "edible flower" dibudidayakan dengan pupuk organik, tidak disemprot zat kimia, juga bunga yang tidak menghasilkan racun. Tanaman ini diperlakukan khusus dan untuk membudidayakannya untuk pemula tidak memerlukan lahan yang luas.

Coba puding dokpri.
Coba puding dokpri.

Menurut Eva pembudidaya,

Edible flower, harapan kedepan bunga tidak hanya dijadikan sebagai garnis penghias makanan saja di hotel, atau rumah makan Top. tapi bisa dijadikan  makanan yang sehat. Ingin tahu lebih banyak tentang budidayanya? Silahkan ke @eva_l_a_madarona

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun