Mohon tunggu...
Tri Prasetyo Dumadi
Tri Prasetyo Dumadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir di Surabaya Pekerjaan karyawan swasta Menikah dan dikaruniai 2 orang buah hati Blog:triprasetyodumadi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Indahnya" Tembok Rumahku...

26 November 2011   12:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:10 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indahnya tembok rumahku........ya jika dilihat dari fakta sebenarnya dan disesuaikan dengan definisi kata indah sesuai kamus besar bahasa Indonesia tembok rumah saya sangat jauh dari indah malah bisa dikatakan sangat kacau dan kotor oleh coretan-coretan tangan anak-anak saya. Tapi itulah indahnya karena coretan-coretan di tembok tersebut merupakan curahan spontan inspirasi para buah hati saya. Tembok di rumah mulai ramai dengan coretan-coretan saat anak pertama saya memasuki usia 1,5 tahun. Begitu dia bisa memegang pulpen dan tahu fungsinya mulailah dia mencoret-coret. Mulai dari lantai sampai tembok rumah tidak lepas dari coretan tangannya. Untuk lantai bisa sangat mudah dibersihkan karena terbuat dari keramik, sedangkan tembok tidak bisa dibersihkan begitu saja. Seiring bertambah usia maka media untuk mencoret tembok yang dipakai oleh anak saya pun bertambah seperti pensil, crayon dan kapur tulis (bahkan kapur anti serangga pun tidak ketinggalan). Alhasil tembok rumah menjadi "semarak" oleh hasil karyanya.

Saya tidak pernah melarang dia untuk mencoret tembok karena aktivitas mencoret tembok bagi anak balita adalah hal yang positif. Hal tersebut membuktikan dia mempunyai ide untuk disampaikan tapi karena masih adanya keterbatasan komunikasi dan pola pikir maka dia curahkan idenya secara spontan pada media yang saat itu dilihat. Pernah saya coba mengalihkan pada media kertas saat dia hendak mencoret tembok, tapi begitu dia melihat kertas dia malah tidak jadi mencoret-coret seperti kehilangan ide. Lain halnya jika saat dia ingin mencoret-coret dan dia melihat kertas lebih dulu maka dia akan mencoret-coret kertas tersebut dan tidak tertarik untuk mencoret-coret di tempat lain. Pernah suatu hari dia malah mengajak temannya untuk "berkarya" di tembok rumah, hasilnya tembok kamar pun menjadi kanvas bagi gambar mereka. Apalagi mereka tidak mau saling mengalah dalam jumlah gambar yang dihasilkan. Saat satu orang berhasil menggambar suatu gambar maka yang lain tidak mau kala ikut menggambar juga benda yang sama begitu seterusnya sampai mereka lelah. Seiring dengan waktu saat usia anak saya bertambah maka aktivitas mencoret-coret tembok menjadi berkurang karena sudah terbiasa menyalurkan ide pada buku gambar seperti yang diajarkan di sekolah. Ada keinginan untuk membersihkan tembok rumah tapi jika melihat coretan di tembok saya langsung ingat saat dia masih kecil, begitu lucu dan polos jadi sayang untuk dibersihkan.......Tapi alasan sebenarnya adalah anak saya yang kedua saat ini sudah akan berusia 2 tahun dan mulai mengikuti jejak kakaknya dalam urusan coret-mencoret jadi jika saya saya bersihkan percuma saja karena sebentar lagi pasti akan penuh coretan lagi...............(Tri Prasetyo Dumadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun