Ero sekarang diujung tanduk,demikian sebuah artikel yang diterbitkan oleh Radio Nederland hari Jum'at,2 Desember 2011.Hal ini senada dengan apa yang disebutkan oleh Presiden Susilo bambang Yudoyono,bahwa krisis ekonomi di zona Euro sangat menyeramkan.                                                                                Â
Dalam konteks inilah para pengusaha terkenal dari negeri kincir angin itu menyerukan kepada negara-negara Eropa supaya bersatu dalam menghadapinya,serta segera mengambil langkah-langkah yang sifatnya  politis untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat . Eropa sekarang yang sedang bergelut dengan krisis Euro yang semakin meluas ,bahkan sekarangpun negera-negara Eropa sedang memasuki resesi yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2012 .Hal ini perlu segera diakhiri dengan solusi tepat guna,dengan tidak hanya mengandalkan pasaran Eropa ,tetapi lebih mengandalkan pasar di luar Eropa.                                                            Â
Para pengusaha terkemukan Belanda tersebut menandatangi seruan itu,diantaranya adalah Ketua Dewan Komisaris Akzao Nobel,Hans Wijers,Frans van Houten (Philip),Paul Polman(Unilever),Falke Salbesma(DSM)  dan Peter Voser (Shell).Mereka sudah gerah melihat para pemimpin Eropa yang sedang mengalami krisis Euro yang semakin parah itu masih saja belum bisa menelurkan suatu solusi bersama,akan tetapi bahkan masih saling menyalahkan satu sama lainnya terutama masalah obligasi tersebut.                                                                         Â
Â
Berbagai perbedaan persepsi politisi Europa dalam menyikapi krisis Euro tersebut sudah semakin mendorong  meningkatnya krisis yang membelit beberapa negara lain selain Yunani,Portugal,Italia tersebut.Selain itu perbedaan persepsi para pemimpin Eropa menyebabkan terlambatnya bagi pengambilan langkah-langkah proses pemulihannya.Beberapa negara Eropa mulai muncul gejala-gejala sosial yang semakin meluas,bahkan di Inggris sudah muncul aksi pemogokan yang dilakukan oleh lebih dua juta pegawai negari sebagai protes terhadap konsep penghematan,perpanjangan usia pensiun yang dilancarkan oleh pemerintah Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H