Tadi pagi, waktu berangkat kerja diantar suami. Dari kejauhan kami dikejutkan dengan kehadiran sekumpulan orang yang berdiri dipinggiran pintu air sungai cisadane dekat pintu air kecil yang agak deras alirannya.
Kami kira ada sesuatu yang buruk terjadi karena di sana ada 1 orang yang berendam di sungai. Tetapi, setelah mendekat, rupanya orang tersebut sedang merapikan jalanya di dalam air untuk diangkat ke pinggir sungai. Lalu, dia pun naik ke atas tembok pinggiran sungai dan melemparkan kembali jalanya ke tengah sungai. Ooh, rupanya sedang menjala ikan. ..
Sayang sekali tadi saya tidak sempat memotret. HP saya terlalu dalam untuk dijangkau di dalam tas dan kamera digital pun kehabisan baterai.
Diseberangnya ada pula seorang bapak - bapak yang rupanya sudah berhasil menjala 2 ekor ikan. Wah, ikannya lumayan besar juga, lho... Pasti sedap bila digoreng dan disantap dengan nasi hangat, sambal terasi atau sambal kecap dan sedikit lalapan juga tidak lupa kerupuknya.
Eh, ternyata tidak hanya ikan yang diambil dari sungai tetapi juga lumut bahkan ada 1 orang yang menjual lumut sungai. Kira - kira apa ya manfaat lumut ini..??
Setiap sore, saat pulang kerja. Di suatu tempat, dipinggir sungai cisadane, juga ada beberapa orang yang menjual ikan sungai. Ada yang masih hidup juga, lho... sampai - sampai si penjual mesti berulang kali menangkapnya agar si ikan tidak lari ke tengah jalan dan ditabrak kendaraaan bermotor.
Begitu besar manfaat sungai tetapi sayang , air di sungai cisadane dan alirannya sudah kotor dan tercemar sampah, sabun, oli dan sebagainya. Padahal, masih banyak orang yang memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci, kakus, tempat bermain anak - anak, berenang dll tanpa diolah terlebih dulu menjadi air bersih.
Kita yang membaca kompasiana ini mungkin hanya bisa berkomentar bahwa air sungai itu kotor dan berbahaya bagi kesehatan tetapi kalau kita berada di sisi pihak yang membutuhkan air sungai karena tidak mampu mengadakan air bersih, masih bisakah kita berkomentar dan mempedulikan betapa bahayanya air sungai yang kotor?
Saya pernah membaca kolom sms di sebuah surat kabar teramai di jakarta dimana salah satunya sms-nya mengusulkan dibentuknya Pasukan Kebersihan Sungai. Bahkan usulannya ini sampai dibuatkan karikatur, dimana gubernur DKI Jakarta memberi komando untuk membersihkan sungai kepada Pasukan Kebersihan Sungai ini. Hmm... ide yang bagus. Semoga para kompasianer juga setuju...
Kembali ke tempat masa remaja saya di Surabaya. Saya masih ingat, bahwa waktu itu sungai - sungainya kotor sekali bahkan baunya sampai tercium ke jalan dan membuat pusing. Lalu, pada suatu waktu, sungai - sungai itu dibersihkan dan bantarannya diperbaiki, dibuatkan taman bermain anak, taman - taman rekreasi yang indah. Hingga akhirnya, sungai dan pinggirannya itu terlihat agak bersih dan indah walau airnya masih berwarna coklat. Tidak hanya kebersihan, sarana rekreasi sungai pun dibuat. Jalan - jalan pakai perahu melintasi kota surabaya via sungai. Yang saya ingat, pos-nya ada di belakang kantor gubernur.
Yah, itu hanya sekedar contoh nyata yang saya ingat sekilas saja. Saya yakin, di tempat lain masih banyak contoh - contoh sungai dan pemberdayaannya yang lebih bagus dan berkualitas daripada yang pernah saya temui.
Dan, saya berharap sungai cisadane dan alirannya atau sungai - sungai lainnya bisa seperti itu bahkan kalau bisa lebih dari itu agar perjalanan pulang pergi ke kantor bisa lebih menyenangkan dan saya pun bisa ikut memancing atau menangkap ikan di sungai. Semoga ini tidak sekedar menjadi mimpi. Cari ikan di sungai.. asiknya...