Betul betul betul...
Kalimat ini pasti sangat sering didengar penonton salah satu tv swasta yang rutin menayangkan filmnya setiap hari pada petang hari. Orang dewasa mungkin tidak mengenalnya tetapi anak-anak penggemar film ini pasti sudah bisa menebak kalau kalimat ini pasti milik si Ipin.
Kata pendek yang selalu diucapkan 3 kali dari mulut kecil Ipin yang terdengar lucu dan menggemaskan ditambah dengan visualisasi tokoh Ipin, Upin dan teman - temannya yang khas memudahkan penonton untuk mengingatnya dan selalu menantikan kehadirannya di layar kaca. Bahkan, saya dan suami segera bersiap - siap didepan televisi jika jarum pendek jam sudah berada ditengah-tengah angka 6 dan 7.
Apa yang menarik dari film anak - anak ini..
Film ini ditayangkan asli dengan bahasa asalnya yaitu melayu. Karena kata - katanya banyak yang mirip Bahasa Indonesia maka penonton pun tidak terlalu sulit mengerti jalan ceritanya. Walaupun tidak mengerti arti bahasa melayu, penonton pun masih bisa tersenyum dan tertawa melihat gerakan - gerakan para tokoh yang imut - imut dan lucu - lucu ini.
Kisah pertemanan anak - anak yang terdiri dari berbagai bangsa dan agama ini membawa pesan dan kesan damai dan jalan ceritanya terlihat alami. Film ini tidak memperlihatkan kekerasan yang berlebihan seperti memukul, membanting, mengejek, tembak-menembak, gumpalan api atau asap tebal, kecelakaan, kata - kata yang kasar dan bentuk - bentuk gambaran kekerasan lainnya. Porsi gambaran kehidupan anak - anaknya pun juga lebih besar daripada kehadiran tokoh dewasa di setiap scene-nya. Rasanya film animasi ini baru cocok ditonton oleh anak - anak dan juga disebut sebagai film anak - anak. Keceriaan yang disampaikan oleh Upin Ipin dan kawan - kawan sepertinya juga tertular kepada penontonnya. Masih banyak pesan lain yang bisa diambil dari film ini, tetapi karena ini film anak - anak maka unsur ceria dan pendidikan sepertinya lebih diperkuat dalam setiap ceritanya.
Bagaimana dengan negeriku..
Saya bukan orang yang berkecimpung di dunia film. Tetapi, sepertinya film yang mirip seperti Upin Ipin ini belum terlihat di negeriku ini kecuali Si Unyil yang dari dulu muncul sejak saya duduk di bangku kelas 1 SD, ya.. masih tetap saja bersekolah di SD, padahal saya sudah lulus sarjana. Mungkin karena si Unyil itu boneka jadi dia tidak pernah tumbuh besar. Barang kali...
Semoga saja rating penonton film Upin Ipin ini bisa menjadi pemicu tumbuhnya dunia film anak menjadi lebih baik lagi. Jangan sampai anak - anak disuguhi dengan tontonan diluar tumbuh kembang normalnya. Kita tunggu film - film anak lainnya..
Semoga kita bisa menyelamatkan anak - anak kita dan mengantarnya ke alam dewasa sesuai perkembangan usianya.
Salam
T. Hezt