PRO DAN KONTRA ANAK BERJUALAN DI SEKOLAH
Seperti yang kita Ketahui kisah Perjalanan bisnis Nabi Muhammad SAW , Nabi sudah mulai berdagang sejak usia 12 tahun, Kalau
untuk sekarang usia 12 tahun kelas 6 Sekolah Dasar, beliau berdagang bersama pamannya, Abu Thalib membawa barang dagangan
dari Mekah ke negeri Syam (Suriah).Sikap entrepreneur yang dimiliki Nabi Muhammad sangat patut dicontoh. dilansir dari Buku
Bisnis Ala Nabi karya Mustafa Kamal Rokan.
Pada usia 17 tahun, Muhammad tercatat sebagai saudagar mandiri yang bermitra dengan Khadijah, wanita pemilik modal (shahibul
mal),
Kesuksesan Muhammad sebagai saudagar ditopang oleh etika yang dewasa ini disebut sebagai key success factor (faktor kunci
kesuksesan); yaitu al-shiddiq (benar, jujur), al-amanah (tepercaya, kredibel), al-tabligh (komunikatif, transparan) dan alfathanah
(cerdas, profesional).
Dari kisah nabi Muhammad banyak ibroh yang bisa kita ambil yaitu mengenalkan anak untuk berdagang atau berwirauhasa sejak usia
dini, menanamkan mindset sejak kecil sehingga kelak anak bisa menjadi pengusaha atau saudagar yang kaya raya.
Bagaimana Jika disekolah melarang siswa untuk berjualan di sekolah, seharusnya keputusan ini diiringi dengan solusi yang relevan.
Kalau dipikir-pikir kan ya sayang sekali jika bibit-bibit wirausaha anak harus dikekang seperti ini.
ANAK BERJUALAN DISEKOLAH TIM PRO
Anak Berjualan di Sekolah banyak sekali manfaatnya, antara lain :
1. Anak akan memiliki uang saku lebih dari keuntungan berjualan
2. Membantu orang tua ataupun orang lain
3. Menanamkan jiwa kewirausahaan dan belajar manajemen keuangan.
4. Anak secara tidak langsung akan dituntut untuk berfikir kreatif dan terus melakukan inovasi.
5. Anak bisa belajar mengatur keuangan mereka sendiri. Berapa uang modal yang mereka keluarkan, membuat atau membeli barang
dagangan, menentukan harga jual, hingga untung rugi yang mereka dapatkan.
6. Anak lebih mandiri. Mereka nantinya akan belajar bertanggungjawab akan transaksi keuangan yang mereka lakukan.
ANAK BERJUALAN DISEKOLAH TIM KONTRA
Di balik segala manfaat ini, ada pula beberapa pertimbangan dibalik keputusan larangan anak yang berjualan di sekolah.
1. Berjualan di Sekolah Dikhawatirkan mengganggu proses belajar mengajar. Karena terlalu fokus untuk berjualan di sekolah,
motivasi mereka berubah dari yang awalnya menuntut ilmu menjadi mencari uang.
2. Anak menjadi kurang fokus dalam belajar hingga berakibat pada turunnya nilai akademis.
3. Turunnya pendapatan dan popularitas kantin sekolah juga menjadi salah satu alasan larangan ini.
4. Ada beberapa sekolah swasta yang menydiakan makan siang, sehingga dikhawtirkan ma kanan yang dari Sekolah jadi kurang
diminati
APA SOLUSINYA?
1. Market day
Beberapa sekolah melaksanakan market day, tapi apakah ini solusi yang baik, sedangkan market day hanya dilakukan 1 tahun
sekali atau 2 tahun sekal
2. Kantin Sekolah/Koperasi Sekolah/Kantin Kejujuran
siswa bisa menitipkan dagangan di kantin atau koperasi sekolah.
3. Kantin Swakelola
Siswa sendiri yang membeli dan juga melayani teman-temannya. Saat jam istirahat, mendekati usai, kantin swakelola bisa
ditutup dan siswa yang menjadi penjaga harus menyetorkan hasil penjualan hari itu kepada guru pengawas. Nantinya,
keuntungan pada hari itu bisa diberikan keanak yang berjualan setelah dipotong untuk kantin swakelola.
Silahkan jika ada solusi yang terbaik bisa coment, salam wirausaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H