Mohon tunggu...
Surya Syurgana Akmal
Surya Syurgana Akmal Mohon Tunggu... Insinyur - Menghabiskan sisa usia di ujung selatan Riau

Dari kecil senang pertanian sampai akhirnya kuliah pertanian, kemudian pulang kampung untuk berkebun menyiapkan bekal pulang ke kampung akhirat. Di tengah perjalanan sering tergoda dengan pengetahuan-pengetahuan baru yang menggelitik rasa ingin tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sibuk dan Variannya

5 Juni 2021   10:47 Diperbarui: 5 Juni 2021   11:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kosakata sibuk barangkali bukan hal baru bagi kita. Meskipun begitu, kadang orang masih berbeda pendapat tentang bagaimana mendefinisikan sibuk. Terlebih di era digital yang cendrung tanpa batas dimana setiap orang saling mengintip dan menilai orang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sibuk artinya banyak yang dikerjakan, giat dan rajin (mengerjakan sesuatu) atau berarti juga penuh dengan kegiatan. Istilah sibuk sering disematkan untuk orang yang beraktifitas sangat padat. Untuk para pekerja, biasanya sibuk disematkan untuk orang-orang yang bekerja bahkan sampai melewati jam kerja normal.

Di tengah gegap gempita keterbukaan informasi dan momentum pesta demokrasi, sibuk menjelma dalam varian yang lebih banyak. Sibuk menjadi buah bibir untuk menisbatkan semacam atribut kebaikan pada seseorang. Bahkan tak jarang yang menghabiskan banyak uang untuk memoles kesibukan-kesibukan agar berdampak pada peningkatan popularitas dan tentunya elektabilitas.

Di antara kesibukan yang harus kita hindari adalah sibuk tak menentu. Jenis sibuk yang satu ini dinisbatkan untuk menggambarkan kesibukan yang tak jelas output yang akan dihasilkan atau kesibukan yang berlangsung dalam waktu yang lama tapi tidak memberikan progres apa-apa. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan memahami masalah. Sehingga antara apa yang dilakukan dan apa yang diinginkan tidak terjalin hubungan sebab akibat.

Jenis kesibukan lain yang harus kita hindari adalah ingin kelihatan sibuk. Ungkapan ini sebenarnya sindiran untuk sebagian orang yang memang menyandarkan kesibukannya hanya untuk popularitas atau menarik simpati orang lain untuk tujuan-tujuan tertentu. Padahal yang sedang ditunjukkannya hanyalah sebentuk kepalsuan.

Lalu bagaimana harusnya arah kesibukan kita. Jawabannya adalah kesibukan yang produktif. Kesibukan yang berorientasi pada hasil yang dapat diukur tingkat keberhasilannya. Dan tentunya kesibukan yang mendapatkan keberkahan dari Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun