Mohon tunggu...
Syuman Saeha
Syuman Saeha Mohon Tunggu... -

hanya wong kecil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka Paku Tangis Surumana

25 Juni 2011   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

LukaPakuTangisSurumana

sayatan luka sejarah beku di Paku

tak akan luluh dari setiap tetes air mataku

luka pasung tanah darah sukmaku

tangis setiap butir pasir

meruah di ruas ombak Surumana

tak miliki titik henti di jantungku

butir pasirtakberpantai di tepi laut leluhur sendiri

lukaku lukaPolewali

memar di Tandung

tangisku tangis Pasangkayu

tiada paham bahasa leluhur

tetaplah Mandar dalam darahku

dari Paku sampai Surumana.

Balanipa, Maret 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun