LukaPakuTangisSurumana
sayatan luka sejarah beku di Paku
tak akan luluh dari setiap tetes air mataku
luka pasung tanah darah sukmaku
tangis setiap butir pasir
meruah di ruas ombak Surumana
tak miliki titik henti di jantungku
butir pasirtakberpantai di tepi laut leluhur sendiri
lukaku lukaPolewali
memar di Tandung
tangisku tangis Pasangkayu
tiada paham bahasa leluhur
tetaplah Mandar dalam darahku
dari Paku sampai Surumana.
Balanipa, Maret 2006.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!