Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Dikarenakan salah satu faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan anak adalah kurangnya asupan gizi. Dalam upaya pencegahan kekurangan asupan gizi dimasyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan Indonesia sehat, terutama bagi anak-anak yang memang memerlukan gizi yang dibutuhkan agar menjadi generasi penerus bangsa dengan pribadi yang sehat.
Nah dimasa balita itu adalah masa-masa penting untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Dengan nutrisi yang baik dan seimbang maka akan  berdampak pada pertumbuhan yang baik serta perkembangan otak. Jika pemberian nutrisi itu kurang akan berdampak pada kondisi ireversibel, yaitu dimana kondisi anak akan mengalami penghambatan pada pertumbuhannya atau yang dibiasa dikenal dengan istilah stunting. Bagi para orang tua penting untuk mengetahui, mewaspadai, dan melakukan pencegahan. Â
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa kondisi anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Karena tidak hanya membuat tubuh anak pendek, tapi stunting bisa berdampak buruk pada kondisi anak.
Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan stunting yang berpotensi membahayakan kehidupan anak dan juga merugikan negara. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting pada anak. Istilah stunting mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Padahal, masalah kesehatan satu ini cukup umum terjadi di Indonesia.Â
Apa itu stunting?
Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar. Berdasarkan laporan dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia, estimasi ada sekitar 149 juta balita yang mengalami stunting di seluruh dunia pada tahun 2020, sementara 45 juta anak lainnya diperkirakan memiliki tubuh terlalu kurus atau berat badan rendah.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi sehingga mengakibatkan pertumbuhan pada anak terganggu. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Anak dikatakan stunting bila tinggi badannya tidak bertambah sesuai dengan usianya. Tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa penyebab kondisi tubuh pendek dikarenakan faktor genetika. Padahal kenyataannya faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan dibandingkan dengan kondisi lingkungan.
Stunting disebabkan oleh faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan stunting antara lain gizi ibu pada saat hamil, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Faktor lingkungan merupakan aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga stunting dapat diatasi. Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar stunting disebabkan oleh masalah gizi.
Ciri-Ciri Anak yang Mengalami kondisi ini biasanya wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, pertumbuhan tubuh terlambat, berat badan lebih ringan untuk anak seusianya. buruknya kemampuan fokus dan memori belajar, pubertas yang lambat, saat menginjak usia 8-10 tahun anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.
Ketika balita mengalami stunting artinya selain mengalami gangguan pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak balita normal. Selain itu, anak balita stunting lebih mudah menderita penyakit tidak menular ketika dewasa dan memiliki produktifitas kerja yang lebih rendah. Dengan menanggulangi stunting pada si Kecil sejak dini, Ibu turut meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan.