Mohon tunggu...
Syukur Aditiya
Syukur Aditiya Mohon Tunggu... -

jadikan desa menjadi pancasilanya indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Liburan dengan Membersihkan Puing Bangunan

1 Juni 2014   19:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:51 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan akhir tahun, itulah yang saat ini di nanti-nanti oleh semua siswa di sekolah manapun untuk pergi berlibur ketempat rekreasi bersama keluarga atau juga membeli perlengkapan sekolah untuk tahun ajaran baru setelah penerimaan rapor kenaikan kelas akhir tahun ini. Namun liburan itu tidak untuk peserta didik boarding school mbangun desa, mereka saat ini mengisi waktu liburan dengan membersihkan puing-puing bangunan dan juga mengevakuasi genting yang masih bisa diselamatkan pasca terjadi ambruknya atap asrama putri yang terjadi pada Senin, 24 Juni 2013 kemarin. Kejadian tersebut menjadi pengalaman yang sangat membahagian sekaligus menyedihkan bagi kami ketika atap asrama perlahan roboh dan dengan mata telanjang kami melihatnya sendiri. Hujan air mata pun mengiringi robohnya atap asrama putri yang kini hanya tinggal puing-puing bangunan yang berserakan di lantai.

Dengan perasaan sedih, terharu, kami hanya bisa pasrah kepada tuhan berharap ada keajaiban yang datang nantinya. Memang di balik semua kejadiaan ini pasti tuhan memiliki rencana lain untuk kita pahami bahwa di balik cobaan yang kita alami pasti ada manfaat dan juga pelajaran yang bisa kami petik dan tidak menjadi semangat kami untuk tetap belajar disini. Saat ini anak putri pun menjadikan aula tempat kami belajar menjadi tempat peraduan sementara dan mengisi hari-hari di aula yang saat ini ditempati. Dan ketika malam hari datang selimut angin pun menjadi selimut terhangat yang saat ini dirasakan ketika bermimpi menjadikan asrama kembali seperti sediakala. Tetap semangat dan jalani hidup ini bak air yang mengalir di sungai.

Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di tempat belajar kami. Pada tahun lalu, sekitar bulan september 2012 ambruknya atap asrama menimpa sekolah kami tepatnya asrama putra yang terletak di sebelah selatan pendopo tempat kami belajar. pasca kejadian tersebut gudang pun menjadi alternative tempat kami untuk tinggal sementara di gudang tersebut. Kebahagian, dan juga rasa sedih masih menyelimuti kami sampai saat ini ketika asrama putra pun ambruk. Sekitar 4 bulan lamanya anak putra tinggal dan juga menjadikan gudang sebagai tempat peraduan kini usai. Sekitar bulan Desember 2012 asrama pun bisa di tempati setelah melewati babak renovasi. Alhamdulillah sampai saat ini anak putra pun hidup bahagia di tempat asrama yang sedang ditempati.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun